Pages

Senin, 11 Juni 2012

Review Matchday 1 Grup C



Italia vs Spanyol : Sama kuat!

Italia (3-5-2) : Buffon ; Bonucci – De Rossi – Chiellini ; Giaccherini – Thiago Motta (Nocerino) – Pirlo – Marchisio – Maggio ; Cassano (Giovinco) – Balotelli (Di Natale). Pelatih : Cesare Prandelli.

Spanyol (4-6-0) : Casillas ; Jordi Alba – Pique – Sergio Ramos – Arbeloa ; Busquets – Xavi – Xabi Alonso – Iniesta – David Silva (Jesus Navas) – Fabregas (Torres). Pelatih : Vicente Del Bosque.

Dua tim yang digadang-gadang akan lolos dari grup C, Italia dan Spanyol harus puas berbagi angka dalam partai pembukaan grup C yang cukup menegangkan. Bermain di Gdansk Arena Polandia, Gli Azzuri turun dengan formasi 3-5-2 yang pernah dipakai ketika kalah dalam ujicoba melawan Rusia beberapa waktu lalu. Di sisi Spanyol, sangat menarik melihat formasi yang diturunkan oleh Vicente Del Bosque, dimana ia tidak menurunkan penyerang murni dalam formasi ini. Dipercaya Bosque cukup khawatir dengan dominasi lini tengah Italia dan ingin menandinginya dengan menurunkan 4 pemain bertahan dan  6 gelandang sekaligus. Alih-alih menurunkan Fernando Torres, Del Bosque malah menurunkan Cesc Fabregas sebagai ‘ujung tombak dadakan’.

Babak pertama berjalan cukup alot, dimana terjadi pertempuran yang sengit disektor tengah. Bayangkan, total ada 11 pemain tengah yang berebut menguasai lini tengah, 5 gelandang dari Italia dan 6 gelandang Spanyol. Alhasil, pertandingan tidak terlalu terbuka, dimana jarak antar lini berhasil dijaga dengan baik oleh masing-masing tim. Beberapa peluang gagal yang didapat oleh Cassano, Marchisio, Thiago Motta, Xavi, Iniesta, David Silva dan Fabregas tidak mampu merubah skor. Faktor utamanya adalah kedua penjaga gawang yang tampil sangat gemilang dengan penyelamatan-penyelamatan akrobatik mereka, Buffon di Italia dan Casillas di Spanyol. Babak pertama berakhir dengan skor kacamata.

Kemeriahan permainan pun dimulai pada babak kedua. Setelah beradaptasi dengan gaya dan kecepatan permainan lawan, kedua tim mulai berani bermain terbuka dan saling menyerang, beberapa kesempatan didapatkan kedua tim namun masih mentah ditangan penjaga gawang lawan. Adalah Antonio ‘Toto” Di Natale,  yang masuk menggantikan Balotelli yang bermain sangat mengecewakan dan sering membuang-buang peluang, pada menit ke 56,  yang pada akhirnya mampu memecahkan kebuntuan. Menerima umpan terobosan yang sangat baik dari Pirlo, Toto menceploskan bola melewati Casillas pada menit ke 61 dan merubah skor sementara menjadi 1-0 untuk Italia.

Tersentak oleh gol Italia, Spanyol kemudian langsung tancap gas, menciptakan beberapa peluang yang akhirnya mampu dikonversi menjadi gol oleh Fabregas hanya 3 menit berselang dari gol Italia. Menerima umpan terukur dari David Silva, Fabregas menghujam gawang Buffon dengan tendangan datar yang cukup keras. Skor berubah 1-1. Apa yang terjadi kemudian, adalah aksi-aksi menawan dan menegangkan dari masing-masing tim. Kedua tim saling menyerang berusaha mendapatkan gol tambahan. Yang tak kalah seru adalah pertarungan sengit antara Jordi Alba dengan Christian Maggio, keduanya berkali-kali berjibaku dan saling melewati, membuat pertarungan sayap kedua tim sangat berwarna. Tak kalah menarik adalah strategi pergantian pemain dari kedua tim. Prandelli mengganti kedua strikernya dan memasukkan Di Natale serta Giovinco untuk memberikan daya gedor baru di lini depan. Sedangkan, Del Bosque kembali membuat kejutan saat menarik keluar dua pemain yang terlibat langsung dalam proses terjadinya gol mereka, David Silva dan Fabregas dan menggantikannya dengan Jesus Navas dan Fernando Torres. Tercatat beberapa peluang emas didapatkan oleh Torres saat dua kali berhadapan langsung dengan Buffon namun tidak mampu dimanfaatkan menjadi gol tambahan.

Spanyol memenangkan penguasaan bola sebesar 57% berbanding 43%, diikuti 18 tendangan ke gawang berbanding 10 milik Italia. Statistik operan pun ‘dimenangkan’ oleh Spanyol yang melakukan 672 operan, berbanding 341 operan yang dilakukan Italia. Hal ini menunjukkan bahwa Azzuri-lah yang lebih menguasai lapangan, pemain-pemain La Nazionale berlari 6 km lebih banyak daripada pemain-pemain La Roja. Menarik menanti bagaimana kiprah keduanya dalam partai-partai ke depannya. (G.A.S)





Irlandia vs Kroasia : Kroasia tekuk permainan defensif Irlandia

Pertandingan yang digelar di Stadion Miejski, Poznan, Polandia ini mempertemukan Irladia dengan Kroasia. Kedua tim merupakan tim yang kurang diunggulkan di Grup C, yang memang juga berisikan dua tim besar, Italy dan Spanyol. Namun, hal ini justru membuat Kroasia dan Irlandia semakin tertantang untuk bisa lolos dalam fase grup. Irlandia yang dipimpin oleh pemain terbaiknya, Robbie Keane memang tampil cukup percaya diri menghadapi Kroasia. Namun, babak pertama baru berjalan tiga menit, penyerang lubang Kroasia , Mario Mandzukic berhasil membuka keunggulan melalui sundulannya yang terarah. Namun, keunggulan ini tidak bertahan lama, kepercayaan diri Irlandia pada awal babak pertama berhasil dibuktikan dengan menyeimbangkan kedudukan pada menit ke-19, lewat sundulan bek sayap Sean St. Ledger. 

Permainan pada awal babak pertama memang sangat sengit. Formasi 4-4-2 Mr.Trap memang rapih dan cukup menyulitkan pertahanan Kroasia lewat serangan baliknya yang cepat. Dua gelandang sayap Irlandia, Duff dan McGeady terbilang cukup efektif pada awal pertandingan. Begitu juga dengan dua gelandang bertahan mereka, Andrews dan Whelan yang memang disesuaikan untuk meredam gelandang kreatid Kroasia, Luka Modric. Kroasia memang terlihat  lebih tenang dalam menguasai pertandingan, sehingga pada menit ke-43, penyerang Kroasia, Nikica Jelavic berhasil merobek gawang Given memanfaatkan kemelut di kontak penalti Irlandia.

Babak kedua berjalan, Kroasia bermain tenang dan berusaha menjaga tempo permainan. Hal ini dimaksudkan agar permainan Irlandia tidak terbentuk sempurna. Irlandia memang bermain cenderung defensif, namun Kroasia tetap mewaspadai pemain cepat seperti Duff dan Jon Walters yang masuk pada baba kedua menggantikan McGeady yang tidak berkembang permainannya. Baru berjalan empat menit, Mario Mandzukic kembali merobek gawang Given. Selain karena kecerdasan Luka Modric dalam membangun serangan, lini pertahanan Irlandia juga cukup mudah ditembus, khususnya pada sektor kiri. Tertinggal tiga gol, Mr.Trap memasukan tiga penyerangnya satu per satu, Jon Walters, Shane Long dan Simon Cox. Serangan irlandia pun semakin deras sehingga sedikit membuat kubu Kroasia khawatir. Namun, pada akhirnya usaha Irlandia tidak berhasil mengubah kedudukan hingga akhir babak. Sebagai Man of the Match, Dua gol Mandzukic dan ditambah satu gol dari Jelavic berhasil membawa Kroasia meraih poin penuh. Satu pemain yang juga perlu diberi sanjungan adalah Luka Modric. Banyak serangan yang berasal dari kreasinya, begitu juga dengan perannya yang bisa membuat supply bola ke segala sektor berjalan cukup lancar. Kemenangan Kroasia ini membuat mereka kokoh di puncak klasemen Grup C, setelah pada pertandingan sebelumnya Spanyol dan Italy hanya mampu bermain imbang, 1-1. (Irv)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar