Prancis vs Inggris : Adu strategi.
Prancis XI :
Lloris (c) ; Evra, Mexès, Rami, Debuchy ; Diarra, Malouda (Martin), Cabaye (Ben
Arfa); Ribéry, Nasri, Benzema.
Inggris XI :
Hart; Johnson, Terry, Lescott, Cole; Milner, Gerrard (c), Parker (Henderson),
Oxlade-Chamberlain (Defoe); Young, Welbeck (Walcott).
Partai pembukaan
grup D mencatatkan hasil imbang kala dua kekuatan besar Eropa bertemu, Prancis
ditahan imbang oleh Inggris dengan skor 1-1. Setelah dihantam badai cidera para
pemain kuncinya ditambah absennya striker utama Wayne Rooney, Inggris
mengejutkan stadion Donbass Arena,Donetsk, saat sebuah tendangan bebas dari
Gerrard menemui sundulan Joleon Lescott yang masuk menghujam gawang Prancis
pada menit ke 30, skor 1-0 untuk Inggris.
Bagai tersengat
listrik, Prancis bangkit dan melancarkan serangan ke daerah pertahanan Inggris,
hingga akhirnya gelandang tengah Samir Nasri mencetak gol melalui sebuah
tendangan keras dari luar kotak penalti tanpa dapat dihalau oleh kiper Joe
Hart, di menit ke 39. Skor pun kembali imbang, 1-1.
Setelah turun
minum permainan tidak berkembang lebih memilih untuk bermain aman dan bertahan
di daerahnya sendiri. Hal ini sungguh mengejutkan melihat materi pemain-pemain
Inggris seperti Gerrard, Milner, Chamberlain, Young yang ‘rela’ untuk turun
sampai garis pertahanan. Setiap pemain Prancis mencoba membangun serangan,
seluruh pemain Inggris turun sampai daerah pertahanan dan hanya menyisakan 1-2
pemain di lini depan. Hal ini terbukti efektif untuk meredam agresifitas pemain
Prancis. Pemain-pemain dengan skill dan kecepatan tinggi semisal Ribery, Nasri
dan Benzema seringkali bingung saat mencoba membongkar pertahanan Inggris yang
sangat rapat. Alhasil permainan pun cenderung menjadi membosankan, Prancis yang
tidak mampu membongkar pertahanan lawan, dipadu dengan Inggris yang tidak ingin
keluar dari zona pertahanannya.
Menarik melihat
bagaimana Benzema yang bermain lebih melebar dan sering menjemput bola demi
membuka ruang kepada rekan-rekannya, kemudian pergerakan Ribery yang sering berpindah sisi, hingga
penetrasi yang dilakukan oleh duo bek sayap Debuchy – Evra, serta Yohan Cabaye
dan Malouda ternyata membuat Prancis tidak mampu berbuat banyak. Kesulitan
melewati lini belakang Inggris, pasukan Prancis pun pada akhirnya ‘hanya’ mencoba
untuk melakukan tembakan-tembakan jarak jauh dari luar kotak penalti yang
beberapa diantaranya cukup membahayakan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah total
tembakan ke gawang Prancis yang berjumlah 19 (4 diantaranya tidak menemui
sasaran) berbanding 3 tembakan milik Inggris (2 diantaranya tidak menemui
sasaran).
Kengototan
Inggris untuk bertahan membawa hasil, satu poin berhasil mereka bawa pulang.
Roy Hodgson paska pertandingan mengatakan puas dengan penampilan tim serta
hasil seri yang didapat. Dari hasil kepuasan penonton, tentu partai ini cukup
membosankan, akan tetapi apabila kita melihat bagaimana adu strategi
didalamnya, partai ini sebenarnya cukup asyik untuk dinikmati. (G.A.S)
Ukraina vs Swedia : Aksi Shevchenko permalukan Swedia
Bermain
dengan formasi 4-4-2 Diamond dengan mengandalkan duet Shevchenko-Voronin,
ditambah dengan hadirnya Tymoshchuk sebagai gelandang jangkar membuat tim
Ukraina yakin bisa memberikan kejutan kepada Swedia. Menjadi tuan rumah juga
menjadi keunggulan tersendiri bagi Ukraina. Kemenangan 2-1 yang didapat
bukanlah sebuah kemenangan biasa karena dua gol Ukraina tercipta tiga menit
setelah Ibrahimovic merobek jala Pyatov. Usaha membalikan keadaan tim Ukraina
itulah yang menjadi modal untuk pertandinga kedepan. Selain itu kemenangan ini
juga menjadi kado bagi publik tuan rumah setelah banyaknya demonstrasi yang
terjadi di Ukraina.
Babak
pertama tidak disia-siakan oleh Ukraina. Tampil sebagai tuan rumah, Ukriana
langsung menekan pertahanan Swedia hingga 15 menit pertama. Swedia pun
kesulitan untuk membentuk permainan menyerangnya. Memakai formasi 4-2-3-1, Erik
Hamren memang berharap banyak kepada Ibrahimovic yang dipatok sebagai penyerang
lubang dan kreator serangan. SementaraRosenberg berada di garis terdepan,
Larrson dan Toivonen bertugas menyisir serangan dari sayap. Kemudian duet
Kallstrom-Elm di tengah lapangan tampaknya masih kurang bisa mengimbangi
permainan tiga gelandang Ukraina, Yarmolenko, Nazarenko dan Konoplyanka. Sempat
mendapatkan dua peluang emas melalui Shevchenko dan Voronin kedudukan di babak
pertama hanya imbang, 0-0. Ukraina menguasai pertandingan dengan 57% berbanding
43% milik Swedia.
Babak
kedua dimulai dengan permainan Swedia yang mulai terbentuk dalam membangun
serangan. Swedia pun akhirnya berhasil merobek jala Pyatpv lewat tendangan
Ibrahimovic memanfaatkan umpan datar Kallstrom. Tidak lama berselang, umpan
silang Andriy Yarmolenko pada menit 55 berhasil dimanfaatkan oleh Shevchenko
lewat sundulannya. Gol ini menjadi suntikan semangat untuk membalikan keadaaan.
Pada menit 62, Shevchenko kembali menunjukkan kepahlawanannya melalui
sundulannya menyambut tendangan penjuru.
Ketidakmampuan
lini tengah Swedia dalam mengimbangi Ukraina membuat tim ini mudah sekali
kehilangan ball possession. Usaha
dengan memasukan gelandang sayap Wilhemson dan penyerang Elmander tidak cukup
membantu dalam mendobrak pertahanan Ukraina. Dengan hasil ini, Ukraina
memuncaki Grup D. (Irv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar