Jerman vs Italia
: Azzuri menyengat!
Jerman
(4-2-3-1): Neuer; Boateng (T.Mueller), Hummels, Badstuber, Lahm;
Schweinsteiger, Khedira; Kroos, Oezil, Podolski (Reus); Gomez (Klose)
Pelatih : Loew.
Italia
(4-3-1-2): Buffon; Balzaretti, Barzagli, Bonucci, Chiellini; De Rossi, Pirlo,
Marchisio; Montolivo (Motta); Cassano (Diamanti), Balotelli (Di Natale)
Pelatih : Prandelli.
National Stadium
Warsaw Polandia menjadi tempat seleksi finalis Euro 2012 yang akan berhadapan
dengan Spanyol yang telah lebih dulu lolos. Jerman yang selalu menang dalam
fase grup hingga ke babak semifinal dipaksa mengakui keunggulan Italia setelah
menyerah dengan skor 1-2. Sebelum bertanding, kedua tim melakukan sedikit
perombakan pada skuad mereka, Jerman menurunkan Toni Kroos mengisi posisi
Mueller, sedangkan di kubu Italia, Prandelli memasang Chiellini sebagai bek
kiri dan Balzaretti di kanan.
Seolah-olah
menolak permainan yang negatif, kedua tim mengawali pertandingan dengan saling
menyerang. Beberapa kesempatan didapatkan, namun Italia lah yang mampu mencetak
gol terlebih dahulu. Giorgio Chiellini memberikan bola kepada Cassano yang
berdiri bebas di sisi kanan pertahanan Jerman, tanpa pikir panjang Cassano
mengirim umpan silang tepat ke jantung pertahanan lawan, dimana sudah berdiri
Mario Balotelli yang melakukan sundulan jarak dekat. Manuel Neuer tidak bisa
berbuat banyak, Italia unggul 1-0 atas Jerman.
Jerman seperti
tidak siap untuk berada dalam posisi tertinggal, mental tim terlihat sedikit
berantakan. Alhasil, serangan-serangan yang dibangun pun tidak terlalu tertata
dengan baik dan fokus utama tim adalah bagaimana caranya mencetak gol untuk
menyamakan kedudukan. Fokus dalam menyerang, rupanya membuat lini belakang
Jerman sedikit lengah. Berawal dari sebuah serangan balik, umpan lambung
terukur dari Montolivo mampu mengecoh lini belakang Jerman. Balotelli bebas
berdiri sendirian, Phillip Lahm yang mencoba mengejar Balotelli tidak mampu
berbubat banyak ketika Balotelli memutuskan untuk melepaskan sebuah tendangan
keras dan terukur ke pojok kiri atas gawang Neuer yang hanya bisa memandang
lemas tanpa bisa berbuat apa-apa. Balotelli yang dalam beberapa pertandingan
terakhir tidak tampil maksimal dan mendapat kritik dari media dan para fans,
tampak begitu bergembira sampai melepas kausnya setelah mencetak gol keduanya.
Kartu kuning untuk Balotelli, namun ia memberikan pesan yang kuat kepada dunia
: “Inilah saya”.
Ketinggalan dua
gol, Jerman semakin lunglai, semangat tim tidak lagi terlihat dan fokus hilang.
Serangan-serangan yang dibangun tidak dapat menemui sasaran dan seringkali
hanya berakhir di lini pertahanan Italia. Setelah babak kedua mulai, Jerman
yang sepertinya sudah kalah perang, terus tampil menekan. Masuknya Marco Reus
dan Klose mampu memberikan warna serangan yang berbeda di kubu Jerman. Namun hal
ini diimbangi dengan permainan serangan balik cepat Italia yang juga terus
mengancam lini pertahanan Jerman. Aksi saling serang terus terjadi sepanjang
babak kedua, kedua tim sama-sama ngotot untuk berusaha mencetak gol. Pada
penghujung babak kedua, handsball Balzaretti berbuah penalti untuk Jerman. Mesut
Ozil yang dipercaya mengambil penalti mampu merubah skor menjadi 1-2. Akan
tetapi semua sudah terlambat dan Italia pun berhak maju ke final setelah wasit
membunyikan peluit panjang.
Kredit pantas
diberikan kepada Cesare Prandelli yang mampu memberikan taktik kejutan pada
Jerman. Prandelli sepakat untuk menghadapi secara frontal taktik menyerang
Jerman. Tidak hanya itu ia juga menyiapkan dua bek sayap yang tangguh,
Chiellini di kiri dan Balzaretti di kanan, untuk meredam agresivitas serangan
sayap Jerman. Terbukti Podolski di kanan dan Ozil di kiri tidak banyak memberikan
kontribusi pada serangan. Lini tengah yang dari awal di dominasi oleh kuartet
Pirlo, Marchisio, Montolivo dan De Rossi tampil elegan dengan mematikan lini
tengah Jerman yang praktis hanya diisi oleh Khedira dan Schweinsteiger. Toni
Kroos yang dipercaya mulai dari awal menggantikan posisi Mueller tidak mampu
berbuat banyak dalam membongkar pertahanan Italia. Di babak kedua, Prandelli
pun lebih memilih untuk meladeni permainan Jerman, ketimbang bertahan
mengamankan kedudukan meski sudah unggul dua gol. Taktik ini bisa dibilang
berhasil, karena Jerman pun terlihat tidak nyaman untuk menyerang secara total.
Beberapa peluang emas didapatkan oleh Italia melalui serangan balik dari
Diamanti, Di Natale dan Marchisio yang sudah tinggal berhadapan dengan kiper
lawan. Applause pantas diberikan pada tim Italia, mereka layak masuk ke Final
dan menantang juara bertahan Spanyol pada hari minggu nanti. (G.A.S)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar