Italia vs Kroasia : Sama kuat!
Partai
Italy versus Kroasia yang dipimpin oleh wasit Howard Webb digelar di Municipal Stadium
Poznan berlangsung dengan harapan yang sangat tinggi bagi fans
Azzurri. Kemenangan memang harus bahkan wajib diraih anak asuhan Cesare
Prandelli pada laga ini. Begitu juga dengan Kroasia yang bermain lepas pada
malam tadi, harus meraih tiga angka untuk mengamankan laju ke fase selanjutnya.
Namun, hasil akhir berkata lain. Italy harus rela dengan skor imbang, 1-1
melawan Kroasia. Dengan hasil ini, Kroasia telah mengumpulkan 4 poin, sedangkan
Italy baru mengemas 2 poin.
Pada laga ini, duet Balotelli-Cassano nyatanya masih dipercaya
oleh Prandelli. Dengan formasi 3-5-2, Italy berharap bisa menguasai lini tengah
untuk menekan dua gelandang tengah Kroasia, Modric dan Vukojevic. Babak pertama
pun, Italia lebih banyak mengambil inisiatif menyerang. Pirlo bermain sangat
baik, meskipun secara keseluruhan Pirlo tidak sebegitu agresif dibandingkan
dengan playmaker Kroasia, Luka
Modric. Tercatat pada babak pertama, Italy telah melancarkan 11 kali serangan,
enam diantaranya mengarah ke gawang. Sedangkan Kroasia hanya tiga kali. Peluang
terbaik Italy pun lahir dari Cassano, Marchisio dan Balotelli. Namun, peluang
itu masih bisa digagalkan oleh kegemilangan kiper Kroasia, Pletikosa. Ada lima
peluang terbaik Italy pada laga ini berhasil di-block oleh Pletikosa, meskipun pada menit ke-39, freekick indah Pirlo berhasil merobek
jala Pletikosa. Goal ini mungkin bisa menjadi salah satu goal terbaik di ajang
Euro 2012. Babak pertama pun, ditutup dengan keunggulan Gli Azzuri dengan skor
1-0.
Babak kedua ternyata menyajikan pertandingan yang cukup berbeda dibandingkan
dengan babak pertama. Bilic melihat celah di lini tengah Italia yang akan
kelelahan pada babak kedua dan mencoba merebut dominasi lini tengah dengan
merubah formasi dari 4-4-2 menjadi 4-2-3-1. Ramuan Bilic ini nampaknya
berhasil. Kroasia lebih banyak mendominasi lini tengah lewat peran Luka Modric
yang lebih agresif dalam menyalurkan bola ke dua sisi serangan Kroasia. Hal ini
membuat umpan silang Kroasia semakin deras dibandingkan babak pertama. Italia
pun hilang akan bentuk permainan.
Serangan yang dibangun italia terlihat random, alih-alih membangun serangan
lini per lini, pirlo dkk malah kesulitan berada dalam membentuk gaya permaianan
seperti babak pertama. Intensitas Italia dalam mengurung pertahanan lawan pun
tidak lagi sebanyak babak pertama, bahkan Kroasiaberbalik lebih banyak
mengurung pertahanan Italia pada babak kedua. Hingga pada menit ke-72,
Mandzukic berhasil mencetak gol penyeimbang memanfaatkan umpan silang dari
sektor kiri. Mandzukic sendiri telah bermain sangat gemilang dan telah mencetak
tiiga gola dalam dua laga. Prandelli pun mencoba memasukan Montolivo demi
menghidupkan lini tengah Italia dan mendorong supply bola kedepan agar lebih hidup. Namun, hingga babak kedua
usai,, skor imbang 1-1 tetap bertahan. Dengan hasil ini, peluang Italia masih
ada, meskipun begitu tipis karena pada pertadingan selanjutnya, Italia akan
berhadapan dengan Irlandia dimana pada tiga pertemuan terakhir, Italia kalah
sekali dan imbang dua kali. Sedangkan Kroasia juga akan menjalani laga berat
karena akan bertemu dengan Spanyol. (Irv)
Spanyol vs Irlandia : Dominasi matador.
Bermain
dengan ekspektasi publik dimana Spanyol akan menghabisi Irlandia, membuat tim
asuhan Vicente Del Bosque semakin percaya diri untuk mewujudkan opini publik
tersebut. Sementara Irlandia tentu berharap mendapatkan hasil yang terbaik bagi
timnya. Bermain dengan pola 4-2-3-1, Torres tidak menyia-nyiakan kesempatan
bermain sebagai striker tunggal. Dua gol langsung ia lesakan di menit ke-4 dan
ke-70 sebagai tanda bahwa ia masih merupakan striker haus gol. Spanyol memang
berhasil melumat Irlandia 4-0 tanpa balas pada laga yang digelar di Stadion
Gdansk Arena, Polandia. Skuad Irlandia pada laga ini tidak melakukan perubahan
di lini belakangnya. St Ledger, Ward,
O'Shea, Dunne dan Whelan masih menjadi back four Irlandia. Namun, rekor
mereka memang kurang baik dalam menjaga pertahanan apabila berhadapan dengan
pemain yang memiliki skill tinggi. Pada laga sebelumnya, pertahanan Irlandia
diobark-abrik oleh gelandang kreatif, Luka Modric. Pada laga tadi malam,
giliran trio, Iniesta-Xavi-Silva yang merupakan gelandang kelas dunia,
mengepung Irlandia. Seperti yang diharapkan, bahwa Spanyol bermain
sangat percaya diri dan begitu tenang dalam merusak pertahanan lawan.
Penguaasan bola Spanyol sebesar 66% memang terbukti membuat Irlandia tidak bisa
membengtuk permainan terbaiknya.
Babak pertama, Spanyol sudah unggul cepat lewat gol
Torres di menit ke-4 yang meneruskan usaha Silva di dalam kotak penalti.
Tendangan keras Torres dari sisi kanan, tidak mampu dihadang Shay Given. 1-0
untuk Spanyol. Gol kedua giliran David Silva yang menunjukan dirinya sebagai
pemain brilian. Silva memanfaatkan bola muntah Given dengan tendangan terarah
yang mengecoh tiga pemain Irlandia. Gol Silva ini mengingatkan kita dengan goal
Ronaldinho ketika bertemu Chelsea di Stamford Bridge. Tendangannya terarah
hingga kiper hanya bisa terpana melihat bola masuk ke gawang. Dua gol sudah
membuat Spanyol bermain lepas. Menit ke-55 giliran Xavi yang membuka peluang
lewat tendangan kerasnya, namun masih bisa dihadang oleh Given. Tapi, di menit
ke-70 Given harus bertekuk lutut ketika berhadapan one-on-one dengan
Torres. 3-0 untuk Spanyol. Irlandia mencoba memberikan perlawanan degnan
memasukan McClean yang menggantikan Damien Duff, sedangkan Spanyol memasukan
Fabregas yang menggantikan Cazorla. Beruntung bagi Fabregas, karena pada menit
ke-83, ia berhasil mencetak gol terakhir Spanyol memanfaatkan umpan datar
tendangan penjuru yang langsung ia sambut dengan lesakan keras ke gawang Given.
Hasil sempurna ini membawa Spanyol ke posisi puncak
Grup C dengan perolehan poin empat. Kroasia berada di posisi dua dengan
perolehan poin sama, namun kalah dalam jumlah gol dengan Spanyol. Posisi tiga
diisi oleh Italia,sedangkan Irlandia berada di posisi paling akhir dan sudah
bisa dipastikan gugur dalam Euro 2012 ini. (Irv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar