Pages

Rabu, 23 November 2011

The Dream Team and Best Goals

Dear Kaselian,
Piala Dunia telah berakhir namun hingar bingarnya masih terasa sampai sekarang, Kasela akan mencoba mengikuti keramaian tersebut dengan membuat beberapa penghargaan untuk individual yang akan terangkum dalam tim impian dan gol terbaik versi Kasela. Tentu saja Kaselian tidak selalu sependapat dengan pilihan Kasela, namun Kasela sendiri memiliki beberapa kriteria sebelum memutuskan, dan percayalah hal ini dilakukan karena semata-mata Kasela ingin tampil berbeda dengan penilaian dan perspektif yang tidak ‘mainstream’. Selamat menikmati!
- Redaksi Kasela –

Dream Team Kasela 1
oleh Irvan Ridwansyah

Formasi : 4-2-1-2-1
Untuk posisi kiper saya memilih Iker Casillas (29). Pemain yang meraih Golden Glove World Cup 2010 ini memang sangat tenang dalam menjaga gawang. Hanya kemasukan dua gol dalam total 26 shots on goal, plus satu kali menggagalkan tendangan penalti lawan. dari tujuh pertandingan yang dimainkan adalah bukti kematangan Casillas.

Untuk lini pertahanan saya mempercayakan kepada Diego Lugano (30) untuk memimpin partnernya yaitu bek muda Denmark, Simon Kjaer (21). Lugano merupakan pemain yang sangat disiplin dan bernyali dalam duel maupun tackling, begitu juga dengan Jorge Fucile (26) yang saya tempatkan di sisi kanan. Fucile pemain yang bisa bermain bagus baik di kiri maupun kanan. Meskipun bukan pemain yang bertipe wing back, Fucile adalah tipe full back terbaik yang saya pernah lihat. Ia pun sengaja saya pilih demi harmonisasi lini pertahanan karena pada sisi kiri saya tempatkan Nadir Belhadj (28). Wing back Aljazair inilah yang akan lebih sering membantu serangan tim lewat kecepatan dan staminanya. Pemain ini giat naik-turun dan melakukan crossing yang melengkung indah. Sedangkan Kjaer adalah tipe bek yang
kokoh dan cukup disiplin dalam menjaga stabilitas lini pertahanan.

Kemudian dua gelandang yang berfungsi untuk menahan gempuran lawan dan menggangu kosentrasi lawan dalam membangun serangan adalah Daniele De Rossi (27) dan Diego Perez (30). Kedua pemain ini akan bertugas untuk menstabilkan lini tengah dengan staminannya yang tak kenal lelah. Kemudian, lini tengah juga dihiasi oleh umpan cantik dari Wesley Sneijder (26). Pemain ini diharapkan mampu membawa alur serangan tim jadi lebih efektif.

Untuk lini depan, saya menempatkan Keisuke Honda (24). Pemain penting Jepang ini mempunyai tehnik yang baik dalam mengolah bola. Tendangannya pun keras dan positioning-nya di daerah musuh sangat baik. Honda akan disuport oleh Diego Forlan (31) dan Giovanni Dos Dantos.(23). Forlan akan lebih banyak memberikan umpan matang kepada Honda, sedangkan Dos Santos akan bertugas untuk menghancurkan keseimbangan pertahanan lawan lewat aksi briliannya di sisi kiri.

Untuk tim ini, saya sengaja memasukan satu pemain yang cukup umur alias sudah matang di setiap lini. Lugano akan bermain sebagai kapten tim dan bertugas mengomandoi lini pertahanan. Sedangkan di lini tengah, Perez akan membimbing De Rossi. Kedua pemain ini mempunyai visi bermain yang mirip, jadi kemungkinan tingkat adaptasinya pun jadi lebih mudah. Kemudian di sektor depan ada Diego Forlan yang mungkin bisa menenangkan rekan-rekannya apabila tim dalam situasi tertekan. Saya terpaksa tidak memasukkan Thomas Muller, wonderkid player karena saya khawatir Muller hanya bisa bermain baik bersama rekan-rekan di tim Jerman U-21, seperti Ozil, Khedira, Podolski, Scwheinsteiger. Dari tim ini, saya lebih menekankan harmonisasi tim dan kedisiplinan dalam menjaga keseimbangan tim. Kemudian pola permainan cenderung tidak terlalu fokus untuk menguasai bola, tapi serangan yang efektif lebih dibutuhkan. Oleh karena itu, saya memasukkan dua gelandang Gladiator, De Rossi dan Diego Perez. Sekian tim impian saya ini, semoga para Kaselian bisa memberikan tanggapan yang berarti. (Irv)

Dream Team Kasela 2
oleh G.A.S

Formasi : 4-2-3-1
Pilihan saya untuk penjaga gawang jatuh pada Vincent Enyeama (Nigeria), dengan fakta bahwa ia adalah satu-satunya pemain Nigeria yang tampil baik dalam Piala Dunia. Meskipun tidak didukung oleh bek-bek yang cakap, Enyeama sangat solid dibawah mistar dan membantu Nigeria untuk tidak kebobolan banyak dengan penyelamatan demi penyelamatan yang mengundang decak kagum. Apabila kiper Maccabi Tel-Aviv ini didukung oleh duet bek yang baik, bukan tidak mungkin ia yang akan merebut golden glove.

Lini Pertahanan akan dikawal oleh duet Antolin Alcaraz (Paraguay) dan Joris Mathijsen (Belanda), kedua bek berpengalaman ini niscaya akan menjadikan sektor pertahanan sangat tangguh. Keduanya cepat, konsisten, dibekali dengan skill man marking yang sempurna dan sangat baik dalam bola-bola atas, plus salah satu dari keduanya sering maju untuk mencetak gol melalui tendangan bebas atau tendangan penjuru,Alcaraz dan Mathijsen masuk dalam 5 besar bek dengan top defending sepanjang turnamen. Di sisi kanan Sergio Ramos (Spanyol) akan memastikan bahwa tidak akan ada serangan berarti yang akan menghantam sisi kanan pertahanan. Kuat, skill udara yang baik, rajin membantu serangan, dan cepat untuk mengkover lini pertahanan membuat pemain yang membuat debut internasionalnya pada tahun 2005 ini dapat diandalkan untuk menjaga sisi kanan pertahanan. Sangat sulit untuk melewati pos kanan yang ia jaga, tanyakan pada penyerang-penyerang Jerman dan Belanda yang sukses dibuat mati kutu oleh dirinya. Di kiri, wonderkid Fabio Coentrao (Portugal) akan hadir disana untuk memberikan tekanan kepada para penyerang lawan yang ingin mengacak-acak sisi kiri pertahanan. Ia pun rajin untuk membantu serangan, kecepatan dan penetrasinya membuat orang lupa pada Ashley Cole atau Roberto Carlos, ia pun cepat dalam mengkover serangan balik yang dilakukan lawan. Meskipun skill man-markingnya masih harus diasah, akan tetapi dengan usia yang masih sangat muda, masa depan yang cerah akan dijalani oleh bek dengan tinggi 181 cm ini.

Duet lini tengah akan menjadi sangat dinamis dengan hadirnya Siphiwe Tshabalala (Afrika Selatan) dan Xavi (Spanyol). Tshabalala yang posisi aslinya adalah seorang sayap murni, namun pemain yang memperkuat Kaiser Chief ini dipasang oleh pelatih Pareira agak ke tengah untuk memperkuat barisan gelandang, dan terbukti ia cukup baik memerankan posisi barunya tersebut. Bertenaga, cepat dan berkarakter, itulah tipe permainan Tshabalala, ia dapat membantu serangan sama baiknya dengan membantu pertahanan. Gol pembuka PD 2010 lahir dari kecepatan, kecerdikannya membaca serangan balik dan tendangan kerasnya. Ia cocok untuk mengisi pos lini tengah dan berperan sebagai gelandang perebut bola. Sementara Xavi akan menjadi tulang punggung keluarga, eh maksud saya tulang punggung lini tengah. Jenderal di lini tengah, metronome tim dan pengumpan yang handal adalah semua yang bisa Xavi tawarkan dalam tim ini. Dengan visi membaca permainan yang gemilang, ia mengatur tempo penyerangan, memberi komando di lini tengah dan memutuskan siapa yang akan memulai serangan melalui umpan-umpannya. Tidak diragukan lagi, Xavi adalah salah satu gelandang terhebat dunia.

Pos gelandang serang akan ditempati oleh Mesut Oezil (Jerman), Simone Pepe (Italia) dan Edinson Cavani (Uruguay). Oezil akan berdiri tepat dibelakang penyerang, namun ia bisa berada dimana-mana saat tim sedang menyerang. Skill dribbling, penguasaan bola, kecepatan dan umpan akuratnya membuat ia menjadi seorang gelandang serang yang lengkap. Ia pun tidak egois dan selalu melihat apabila ada rekan lain yang posisinya lebih bebas dibandingkan dirinya. Oezil cocok mengisi lini tengah tim manapun, ia tidak akan berhenti bergerak mencari ruang kosong untuk kemudian menciptakan ruang kosong lain untuk rekan-rekannya. Di sisi kanan Simone Pepe akan menjadi mimpi buruk para bek lawan. Memang performa Italia tahun ini jauh dari harapan, namun Pepe adalah salah satu dari sedikit pemain Italia yang tampil baik di turnamen ini. Pepe rajin sekali menyisir sayap, kadang dia berada dikiri dan kadang ada di kanan, pergerakannya yang luar biasa luas tidak membuat dia malas untuk turun membantu pertahanan. Saya suka gelandang dengan pergerakan luas dan rajin turun menjemput bola atau membantu pertahanan, dan Pepe cocok untuk skema sayap kanan dalam tim ini. Di kiri ada nama Edinson Cavani. Setipe dengan Simone Pepe, Cavani yang aslinya adalah striker murni ini secara mengejutkan dapat dipasang agak melebar. Pergerakan yang luas dan rajin, tipe penyerang yang anda inginkan dalam tim yang mengandalkan kerja sama antar lini. Cavani dibekali dengan skill dribble yang yahud dan finishing yang baik, tinggi badannya bisa dimanfaatkan untuk duel-duel bola atas apabila mendapatkan umpan silang dari sayap. Penetrasinya ke dalam kotak penalti akan menarik banyak bek lawan, dan memudahkan tugas rekan lainnya. Dengan adanya Xavi dan Tshabalala mengawal lini tengah, maka yang anda inginkan adalah tiga orang gelandang serang dengan skill dribble dan kecepatan tinggi untuk menterjemahkan umpan-umpan matang dari tengah, dan ketiga gelandang serang ini cocok untuk itu.

Lini depan akan saya serahkan pada Asamoah Gyan (Ghana), penyerang berkarakter Fighter yang tidak akan pernah menyerah berjuang di depan meskipun sendirian. Cepat, kuat, determinasi tinggi khas Afrika, dribble yang baik, atas membuat Gyan menjadi seorang striker lengkap yang tidak manja. Ia akan bergerak kemanapun untuk mencari bola dan kemudian menciptakan prahara di kotak penalti lawan. Akurasi tendangan yang baik, dan kuat dalam bola-bola atas membuat bek lawan harus menjaganya dengan ekstra hati-hati, karena apabila lengah sedikit, Gyan akan menghukum pertahanan lawan. (g.a.s)

Gol Terbaik Piala Dunia 2010 versi KASELA
Parade gol-gol terbaik sudah pasti menjadi sebuah tontonan tersendiri bagi para penggemar sepakbola, Kasela mencoba merangkum gol-gol indah tersebut menjadi lima gol terbaik sepanjang turnamen. Kualitas Individu jelas adalah faktor utama dalam penilaian ini, namun kerja sama tim tentu tidak dapat dipisahkan dari terjadinya sebuah gol. Berikut gol terbaik versi Kasela.

1. Diego Forlan (Uruguay vs Jerman, perebutan tempat ketiga 10 July 2010)
Melihat Maximiliano Pereira sedang menyayat sayap kanan pertahanan Jerman, Forlan dengan cerdik tidak masuk ke kotak penalty, ia membuka ruang untuk dirinya sendiri dan membuat Pereira melihat dirinya yang berdiri bebas di pinggir kotak penalti Jerman. Pereira mengirimkan sebuah umpan lambung yang sangat lezat, untuk kemudian dituntaskan oleh Forlan dengan sebuah tendangan first time kaki kanan yang memantul ke tanah dan menipu kiper Butt. Sebuah kerja sama yang apik dilengkapi dengan skill finishing yang luar biasa dari Forlan.

Getty Images

2. Fabio Quagliarella (Italia vs Slovakia, babak kualifikasi grup F 24 Juni 2010)
Italia sedang mengurung pertahanan Slovakia, De Rossi mencoba merengsek maju dan melepaskan tendangan keras, namun dapat diblok oleh bek Slovakia, bola menjadi liar dan De Rossi mencoba merebutnya kembali dengan sebuah sliding tackle, bola menghampiri Fabio Quagliarella. Satu detik adalah waktu yang ia butuhkan untuk melihat posisi kiper yang agak maju, untuk kemudian melepaskan sebuah tembakan chip yang tak bisa dijangkau oleh Jan Mucha. Sebuah gol yang sangat berkualitas!

Getty Images

3. Luis Suarez (Uruguay vs Korea Selatan, babak 16 besar 27 Juni 2010)
Berawal dari sebuah tendangan penjuru, bola berhasil disundul keluar kotak penalti oleh bek Korsel, namun bola tersebut menghampiri Nicolas Lodeiro yang berdiri diluar kotak. Dengan satu sentuhan, Lodeiro menyundul bola kea rah Suarez yang berdiri bebas. Melihat Suarez berdiri bebas, dua bek Korsel langsung melakukan marking dan menghalangi pandangan Suarez ke arah gawang. Namun Suarez lebih cerdik, ia melakukan dua kali sentuhan untuk membawa bola lebih ke tengah agar mendapatkan gambaran gawang Korsel. Sebuah tendangan melengkung yang sangat indah masuk menghujam gawang Korsel. Melihat kualitas teknik dan cuaca yang hujan deras pada saat itu, gol Suarez adalah sebuah masterpiece!

Getty Images

4. Carlos Tevez (Argentina vs Meksiko, babak 16 besar 27 Juni 2010)
Sebuah serangan balik dari Argentina, Tevez membawa bola dan mendapatkan pengawalan yang ketat dari duet bek Meksiko. Tevez mencoba mengirimkan umpan terobosan melewati kaki para bek kepada Higuain yang berdiri agak bebas, namun bola umpan tersebut mengenai kaki bek Meksiko dan bola kembali ke kaki Tevez. Sadar bahwa kedua bek tersebut tidak akan melepaskan pengawalannya, Tevez merengsek ke kanan dan melihat celah di sisi kiri gawang Meksiko. Sebuah drive keras, melengkung dan terarah dihujamkannya ke kiri atas gawang Meksiko. Tekhnik individual dan kengototan Tevez yang berhasil membawa gol ini termasuk dalam salah satu yang terbaik.

Getty Images

5. Lukasz Podolski (Jerman vs Inggris, babak 16 besar 27 Juni 2010)
Gol ini terpilih bukan karena kualitas individual para pemainnya, melainkan karena kerja sama yang indah dan luar biasa oleh para pemain Jerman. Berawal dari sebuah serangan balik yang cepat dan terencana, Mueller mengirimkan kepada Oezil yang meneruskannya kepada Klose yang berdiri bebas di sisi kiri pertahanan Inggris, Klose mengirimkan umpan dengan satu sentuhan kepada Mueller yang trnyata terus berlari ke tengah. Melihat Mueller berlari dengan bola masuk ke dalam kotak penalty, bek-bek Inggris langsung menempelnya, namun sekilas Mueller melihat Podolski masuk kotak penalti dari sisi kanan pertahan Inggris, dengan cerdik Mueller mengirimkan umpan lambung ke arah Podolski yang berdiri bebas, David James maju untuk mempersempit ruang tembak, namun dari sudut sempit dengan tenang Podolski mengeksekusi bola melewati dua kaki James dan Jabulani menghujam gawang Inggris. Sebuah serangan balik yang sangat indah dan mematikan!

Getty Images

Bagaimana para Kaselian? silahkan memberikan tanggapan atau mungkin Kaselian memiliki skema tersendiri untuk tim impian dan gol terbaik, jangan ragu untuk memberikan komentar anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar