Dear Kaselian,
Babak 16 besar telah dimulai malam tadi dan telah memunculkan nama-nama tim yang berhak berlaga di babak selanjutnya. Sementara Clash of the Titans antara Jerman dan Inggris, serta The Battle of Latin America antara Argentina dan Mexico akan berlangsung nanti malam, seperti apa ulasan dan prediksinya? Selamat menikmati!
- Redaksi Kasela -
Review Matchday 1 Babak 16 Besar, Uruguay vs Korea Selatan
oleh G.A.S
Dua gol dari striker tajam Ajax Amsterdam, Luis Suarez membawa La Celeste maju ke babak perempat final, setelah menundukkan salah satu macan Asia, Korea Selatan. Pada pertandingan ini, Oscar Tabarez menurunkan formasi dan line up andalannya dengan tridente Cavani-Forlan-Suarez sebagai ujung tombak serangan Uruguay, sementara Diego Perez menjadi holding midfielder. Di lain pihak, The Taeguk Warriors juga bermain dengan tim andalannya, dimana Park Chuyoung berdiri sendiri didepan dengan ditopang oleh Park Jisung, sementara Chungyoung dan Jaesung mengawal serangan dari kedua sayap Korsel. Pertandingan baru berjalan 8 menit, Uruguay langsung unggul melalui kerjasama apik tridente mereka. Cavani mengirimkan umpan lambung kepada Forlan yang bergerak ke sayap kiri, dan striker Atletico Madrid tersebut memberikan umpan datar ke kotak penalti Korsel. Bola yang diumpan oleh Forlan tersebut melewati bek-bek Korsel dan kiper Sungryong yang terlihat ragu-ragu untuk maju memotong atau tidak, dan kemudian adalah Suarez yang berhasil membaca titik jatuh bola hasil umpan tersebut, dan dengan mudah menceploskan bola ke gawang Korsel, 1-0 untuk Uruguay hingga babak pertama berakhir.
Sejak babak kedua dimulai, Korsel tampil seperti kesetanan, rangkaian serangan yang tak henti-henti membombardir gawang Muslera, peluang demi peluang tercipta, hingga akhirnya Chungyoung memutuskan rekor tak pernah kebobolan Uruguay selama di PD 2010 ini lewat sundulan hasil tendangan bebas. Muslera yang juga terlihat ragu-ragu untuk maju, terpaksa menerima rekor cleansheetnya dihapus oleh Korsel. Skor imbang membuat Tabarez melakukan pergantian pemain, young gun Ajax Amsterdam, Nicolas Lodeira masuk untuk menambah daya gedor juara dunia dua kali tersebut. Kebuntuan ini akhirnya dipecahkan oleh sebuah gol yang super cantik oleh Suarez. Tendangannya melengkung sangat indah tanpa bisa dicegah oleh Sungryong. Skor ini tidak berubah sampai akhir pertandingan. Luis Suarez terpilih sebagai Man of the Match, bersama dengan Cavani dan Forlan, pergerakan Suarez sangat membahayakan gawang lawan. Tridente ini membuktikan kinerja mereka sangat baik, Cavani-Forlan-Suarez rajin bertukar posisi tergantung siapa yang lebih menguntungkan, dan pergerakan mereka kerap membingungkan bek lawan. Malah kita sering melihat Cavani dan Forlan rajin turun, sekedar untuk membantu pertahanan atau menjemput bola. Menarik menanti bagaimana tridente ini akan bereaksi terhadap lini pertahanan tim kuat Afrika, yang akan mereka lawan di babak selanjutnya, Ghana. (G.A.S)
Getty Images
Review Matchday 2 Babak 16 Besar, Amerika Serikat vs Ghana
oleh Irvan Ridwansyah
Ghana, satu-satunya wakil Afrika yang tersisa, berhasil maju ke babak perempat final setelah menekuk AS dengan skor 1-2. Gol perdana Ghana diciptakan oleh tendangan terarah Boateng di menit ke-5’. Pertandingan sempat harus dilanjutkan lewat babak tambahan selama 2x15 menit, namun AS malah kecolongan ketika babak tambahan pertaman berjalan tiga menit oleh aksi Asamoah Gyan yang bertarung seorang diri ketika menyambut bola dari rekannya dan berhasil melesakkan bola ke jala Howard. Sontak, penonton, khususnya pendukung Ghana dan tim Afrika di Stadium Royal Bafokeng bersorak-sorai penuh suka cita. Bob Bradley pun seakan tidak percaya, bagaimana bisa dua pemain bertahan AS tidak mampu menjaga pergerakan AG3 (A.Gyan) yang hanya sendirian. Sebelumnya AS menciptakan gol penyeimbang lewat tendangan Donovan menit ke-62’.
Pertandingan ini menjadi déjà vu, AS pernah ditaklukan oleh Ghana pada fase penyisihan grup, di Piala Dunia 2006 di jerman dengan skor yang sama yaitu 2-1. Donovan dan Dempsey menjadi pemain yang mengalami sakitnya dikalahkan oleh tim Ghana untuk kedua kalinya. Sedangkan bagi Ghana, kemenangan ini adalah sejarah baru, prestasi terbaik Ghana sebelumnya adalah menembus babak 16 besar empat tahun silam. AS mengandalkan permainan kreatif dan serangan dari sayap dan set-piece Donovan. Bob Bradley memasang formasi 4-2-2-2 dengan dua gelandang bertahan yang diisi oleh Bradley dan Clark. Sedangkan Dempsey dan Donovan berperan sebagai gelandang serang nan kreatif dan sesekali masuk menusuk pertahanan Ghana. Di depan, Findley dan Altidore jadi duet The Yanks. Hal yang menarik adalah adanya perubahan di lini belakang AS. Bob Bradley memasang duet Bornstein-DeMerit dengan Bocanegra dan Cherundolo di sisi lapangan. Perubahan lini pertahanan ini memaksa Bradley harus membayar mahal, dua gol yang diciptakan oleh Boateng dan Gyan adalah akibat kurang harmonisnya komunikasi antara Bornstein dengan yang lain.
Beralih ke Ghana, dengan formasi 5-4-1, Pantsil cs berhasil meredam akis Donovan dan Dempsey yang sangat berbahaya. Permainan Ghana sangat menjanjikan di menit awal babak pertama. Pressing ketat, penguasaan bola, dan serangan yang menakutkan membuat Kevin-Prince Boateng dkk cukup membat AS kewalahan. Dari catatan statistik, AS unggul tipis dalam penguasaan bola dengan 51% sedangkan Ghana 49%. Tendangan mengarah ke gawang pun banyak terjadi, dengan total 20 untuk AS dan 16 untuk Ghana. Dengan kemenangan ini, Ghana akan bertemu dengan Uruguay. Permasalahan kemudian muncul di pihak Ghana karena dua pemainnya tidak akan bermain pada laga selanjutnya akibat akumulasi kartu. Dua pemain yang tidak akan tampil adalah Jonathan yang mengisi satu tempat di sentral pertahanan dan A.Ayew yang berposisi sebagai gelandang serang Ghana dan telah terpilih menjadi Man of the Match versi FIFA pada laga kontra AS. Lalu, mampukah The Black Stars melaju lebih jauh di kejuaraan internasional ini dan mencatat sejarah baru, melihat lawannya adalah Uruguay yang telah mencicipi juara dunia sebanyak dua kali. Nantikan previewnya hanya di Kasela! (Irv)
Getty Images
Preview Matchday 3 Babak 16 Besar, Jerman vs Inggris
oleh G.A.S
Pertemuan juara grup D Jerman, dengan runner up grup C Inggris sarat dengan gengsi dan aroma dendam. Maklum, pertemuan kedua tim ini memiliki sejarah yang panjang sejak pertandingan resmi pertama mereka yaitu pada final Piala Dunia tahun 1966, dimana Inggris unggul 4-2 dalam babak perpanjangan waktu. Pertandingan resmi terakhir mereka adalah pada babak kualifikasi Piala Dunia 2002, dimana Jerman yang menjadi tuan rumah dicukur Inggris 1-5, setelah sebelumnya Jerman mencuri satu gol saat bermain di kandang Inggris. Kali ini bertempat di benua yang berbeda, kedua tim sama-sama memiliki kesempatan untuk melaju ke babak perempat final.
Joachim Loew sepertinya akan menurunkan formasi idealnya dengan menampilkan kembali Klose di depan dengan didukung oleh Podolski-Mueller-Oezil, sementara Schweinsteiger dan Khedira akan menjaga kestabilan lini tengah. Manuel Neuer akan menjaga gawang Jerman, sedangkan duet bek Martesecker dan Friedrich akan dikawal oleh Lahm di kanan dan Badstuber di sisi kiri. Di lain pihak Capello tampaknya akan menurunkan David James dibawah mistar, di depannya ada duet Terry dan Ledley King yang sudah sembuh dari cidera, Johnson di kanan dan Cole di sisi kiri. Lini tengah akan menjadi faktor krusial, kerjasama Lampard dan Barry di tengah cukup baik, didukung oleh Gerrard yang bermain di kanan dan James Milner di kiri, rasanya cukup untuk mematikan pergerakan pemain tengah Jerman. Defoe jelas harus dipasang mendampingi Rooney di depan.
Head to head
Dari sektor kiper, jika James jadi diturunkan maka dua kiper beda era akan saling uji ketangguhan. Neuer yang berusia 24 tahun akan meladeni serangan Inggris sementara James yang berusia 40 tahun akan diuji oleh Jerman. Di lini belakang, ketangguhan John Terry akan diuji oleh Klose dan Mueller, sedangkan Cole dan Johnson harus rajin turun mengingat pergerakan Podolski dan Oezil sering membahayakan gawang lawan. Duet bek Jerman Martesacker dan Friedrich yang notabene bertipe big man, harus berhati-hati menghadapi kecepatan duet striker lincah Inggris, Defoe dan Rooney. Kemungkinan Capello melihat celah ini dan akan menginstruksikan para pemain tengah untuk menyuplai striker mereka dengan killer pass datar dibandingkan umpan-umpan lambung. Disinilah Loew harus mengingatkan Lahm dan Badstuber untuk membantu lini pertahanan menghalau serangan-serangan cepat Inggris.
Pertarungan sesungguhnya akan terjadi di tengah, dimana Lampard dan Barry yang telah matang sebagai komandan di tengah, akan berhadapan dengan Schweinsteiger dan Khedira yang masih cukup muda. Lampard dan Barry bisa menggunakan pengalaman dan ketenangan mereka untuk menjauhkan Schweinsteiger dari kontrol lini tengah. Untuk menghalau niat ini, Oezil harus sering bergerak lepas dan mengancam dengan pergerakan dan skill individualnya, sehingga duet midfielder Inggris akan sibuk mengurusi dirinya. Apabila terjadi dead lock situation dimana permainan agak rapat dan ketat, maka Neuer harus mewaspadai tembakan-tembakan jarak jauh ala Lampard dan Gerrard, disinilah Khedira mampu mengoptimalkan perannya sebagai pengganggu. Rooney yang masih penasaran karena tak kunjung mencetak gol di ajang ini, juga harus diwaspadai.
Dengan head to head diatas, seharusnya kita akan disuguhi permainan yang cepat dan terbuka, dengan aksi saling serang antar kedua tim. Tapi ini adalah ajang Piala Dunia, dimana seluruh tim mungkin akan bermain hati-hati untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Lalu siapakah yang akan pulang lebih dulu? Mari kita sama-sama nantikan. (G.A.S)
Prediksi Kasela : 50-50
Getty Images
Preview Matchday 4 Babak 16 Besar, Argentina vs Meksiko
oleh Irvan Ridwansyah
Kembali, laga Argentina versus Mexico digelar. Setelah kenangan pahit yang dialami oleh Mexico pada empat tahun silam di Leipzig, Jerman, dengan kekalahan 2-1 oleh gol Maxi di babak perpanjangan waktu. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana, Argentina dan Mexico bermain habis-habisan pada saat itu. Dua tim amerika latin ini saling bertemu pada babak ke 16 besar nanti malam di Soccer City, Johannesburg. Siapa yang akan menang? Argentina, jelas lebih difavoritkan. Sedangkan Mexico akan membalas kekalahannya empat tahun silam dengan berusaha mencuri gol lewat di menit-menit awal dimana para pemain masih dalam kondisi yang maksimal, 100% fit.
Dilihat dari lima pertandingan sebelumnya, Argentina tidak pernah kalah dari lawan-lawannya dan hanya kebobolan satu gol ketika menghadapi Korea. Gol itu pun terjadi karena kesalahan Demichelis dalam mengantisipasi bola. Oleh karena itu, Argentina memang memiliki kepercayaan diri yang bagus dalam meraih kemenangan. Diego Armando Maradona akan menerapkan formasi 4-3-3. Messi dan Tevez berada sedikit di belakang Higuain. Sedangkan Di Maria, sesekali akan menusuk pertahanan dari kiri dan Maxi dari kanan, sedangkan Jonas akan bermain di sektor Right Wing Back, ditemani oleh Demichelis, Samuel, Heinze serta kiper Romero.
Beralih ke tim Meksiko, yang dalam lima laga terakhir meraih tiga kali kemengangan, satu kali seri dan sekali kalah. Dengan rekor berhasil menumbangkan dua tim juara dunia, yakni Italy dengan skor 1-2, pada laga uji coba dan Prancis, dengan skor 0-2, pada laga penyisihan grup, ini bisa menjadi modal penting bagi Mexico. Javier Aguerre akan bermain hati-hati, terutama di lini belakang, dengan kemungkinan formasi 4-3-2-1 ala pohon cemara. Permainan akan cenderung bertahan dan memanfaat kecepatan Dos Santos dalam melancarkan serangan balik. Perez akan tetap di bawah tiang gawang, kemudian lini pertahanan diisi oleh Osorio-Moreno-Rodriguez dan Salcido. Melirik ke lini tengah ada Marquez di posisi sentral, Torrado dan Juarez untuk menopang serangan gempuran Argentina. Di lini depan, Vela rasanya tidak akan dimainkan, karena sudah ada Dos Santos di kanan, Blanco di kiri, jadi slot penyerang tengah rasanya akan diisi oleh Barrera, mengingat kecepatannya sangat dibutuhkan.
Head to head
Lini pertahanan, Messi akan bertemu rekan setimnya di Barcelona, Rafael Marquez. Kedua pemain ini sepertinya harus melupakan pertemanannya di Barcelona, dan bermain profesional demi membela Negara tercinta. Marquez berada tepat di tengah lapangan guna mematikan pergerakan Messi dan Tevez, dan menutup peluang untuk melakukan Shooting.Beranjak ke lini tengah, pertarungan akan dihadapi oleh Maxi Rodriguez dengan Torrado yang sama-sama bermain pada laga empat tahun silam. Torrado tidak akan membiarkan Maxi mengubur mimpi Mexico untuk kedua kalinya. Torrado, meski sudah terbilang lamban, namun masih memiliki kepeminpinan, pengalaman dan umpan yang terukur dengan baik.
Si penjelajah, Giovanni Dos Santos, di lini depan akan menghadapi Walter Samuel. Sudah jelas, jika kecepatan Dos Santos tidak mampu diimbangi oleh Samuel, namun pengalaman Samuel dalam menghadapi pemain yang gesit dan cepat sudah biasa dilakoni. Laga ini memang sangat krusial, bukan saja karena ini babak 16 besar, namun jejak rekam kedua tim yang pernah bertemu di babak 16 besar pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Balas dendam jadi alasan kedua Mexico untuk mengalahkan Argentina, sedangkan Argentina berusaha untuk memperpanjang rekornya yang tidak terkalahkan di lima pertandingan terakhir. Messi dan Marquez merupakan pemain yang layak disorot karena keduanya merupakan pemain kunci masing-masing tim. (Irv)
Prediksi Kasela : 55-45
Getty Images
Tidak ada komentar:
Posting Komentar