Pages

Rabu, 23 November 2011

The Champion

Dear Kaselian,
Piala Dunia telah berakhir, ditutup dengan sebuah suguhan acara seremoni yang spektakuler dari Afrika Selatan dan juga pesta kemenangan tim Matador Spanyol. Luar biasa memang perjalanan Piala Dunia kali ini, tangis, tawa dan kejutan senantiasa menghiasi setiap laganya. Akan tetapi, meskipun Piala Dunia telah berakhir, Kasela akan terus mengudara dengan catatan-catatan ringan seputar sepakbola.

Felicitaciones Spanyol dan tentu saja, Siyabonga (terima kasih) Afrika Selatan!

- Redaksi Kasela -

Getty Images

Spanyol Juara!
Penantian yang sangat panjang akhirnya dapat diraih oleh Spanyol lewat jalan yang panjang. Trofi piala dunia berhasil dibawa pulang oleh pasukan Del Bosque dan hasil ini membuktikan bahwa generasi emas tim matador mampu mengawinkan dua gelarnya, yakni Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Sungguh mengesankan. Spanyol pun berhasil mencatatkan dirinya sebagai juara dunia baru diantara sederetan tim juara lainnya seperti Brazil, Argentina, Italia, Prancis, Inggris, Jerman dan Uruguay.

Soccer City Stadium, Johannesburg menggelar partai terakhir dari Piala Dunia 2010 antara Belanda versus Spanyol. Pertandingan ini menyajikan permainan yang penuh dengan adu strategi dan adu fisik tentunya. Belanda dengan formasi terbaiknya 4-2-3-1 turun dengan komposisi pemain yang komplit. De Jong sudah kembali mengisi lini tengah menemani Van Bommel. Sneijder yang berperan sebagai playmaker berpeluang menjadi topskorer pada laga ini. Robben dan Kuyt tidak ketinggalan untuk menyisir sisi lapangan demi menyuplai bola ke Van Persie. Sedangkan, Spanyol bermain dengan formasi 4-3-2-1 seperti ketika laga melawan Jerman. Torres disimpan di bangku cadangan. Alhasil Villa berada sendiri di lini depan dengan Iniesta dan Pedro membayangi di sisi lapangan. Xavi tetap menjadi pengatur serangan Spanyol.

Jalannya pertandingan cukup alot, seperti di awal babak pertama. Spanyol mendominasi penguasaan bola dan terus berusaha mencari kunci untuk membuka pertahanan Belanda yang ketat dan keras. Spanyol memang bermain rapi dalam membangun serangan, meskipun Belanda bermain keras. Sembilan kartu kuning dan satu kartu merah untuk Belanda, sedangkan lima kartu kuning untuk Spanyol adalah bukti bahwa pertandingan ini memang keras dan bertensi tinggi. Hal ini dikarenakan pola permainan Belanda yang menerapkan pressing super ketat untuk mematikan permainan kaki ke kaki Spanyol. Xavi cs pun harus memutar otak lebih keras. Belanda memang mencoba menggoyang mental pemain Spanyol agar kosentrasinya terganggu sehingga serangan Spayol jadi tidak teratur. Pola ini sebetulnya berhasil diterapkan oleh Belanda. Namun dengan dikeluarkannya heitinga, Belanda malah mendapatkan nasib sial. Beberapa peluang terbaik yang dimiliki Iniesta, Villa dan Xavi masih belum berbuah hasil. Begitu pun juga dengan Belanda, serangan balik yang dimotori oleh Sneijder masih belum dimanfaatkan oleh Robben sebanyak dua kali. Hampir peluang Spanyol dan Belanda berhasil diredam oleh penampilan gemilang kedua kiper, yaitu Casillas dan Stekelenburg. Hanya saja, pada menit ke-116, setelah Heitinga dikeluarkan wasit, pertahanan Belanda sedikit goyang. Dan momen ini dimanfaatkan dengan maksimal oleh Fabregas yang memberi umpan cantik kepada Iniesta yang telah berdiri bebas. Tendangan manis Iniesta pun melesat masuk tanpa ragu ke dalam jala Stekelenburg dan GOLLL!!. Casillas pun menitikkan air matanya tepat ketika gol Iniesta bersarang. Gol Iniesta ini pada akhirnya berhasil menjegal langkah Belanda untuk meraih tropi pertama kali karena hingga peluit akhir dibunyikan tanda extra time telah habis, skor tetap 0-1 untuk keunggulan Spanyol.

Ada beberapa momen unik seputar laga ini, seperti lemparan bola tanda fairplay dari Belanda hampir saja masuk ke gawang Spanyol apabila tidak ditepis Casillas dengan sigap. Kemudian saat pertandingan berlangsung, terlihat sinar laser muncul beberapa detik di tengah lapangan. Ini bukti bahwa kurang ketatnya system keamanan stadion. Padahal sinar laser sudah terbukti mampu membuat pemain jadi hilang kosentrasi dalam bertanding apabila mengenai mata. Satu yang terakhir adalah bahwa ramalan Paul si Gurita tepat 100%. Akhirnya, Piala Dunia telah mengucapkan kata perpisahan kepada dunia dan telah melahirkan satu juara dunia baru, yakni Spanyol. Spanyol berhak menggeser Italy sebagai juara bertahan Piala Dunia tahun 2006. Peringkat kedua jelas berada di tangan Belanda yang gagal merubah julukannya sebagai juara tanpa mahkota. Peringkat ketiga dipegang oleh Jerman dan terakhir ada Uruguay di peringkat ke-empat. Lalu, akankah Piala Dunia 2014 nanti di Brazil, Spanyol mampu mempertahankan gelar juaranya? (Irv)

The Awards
FIFA memberikan beberapa penghargaan yang ditujukan untuk performa individual setiap pemain dalam tim yang dinilai oleh tim ahli yang ditunjuk oleh ahli sepakbola dan FIFA Technical Study Group. Inilah para pemenangnya. (g.a.s)

adidas Golden Ball
Pemain terbaik sepanjang turnamen yang dianugerahi piala adidas Golden Ball adalah striker Uruguay, Diego Forlan. Performanya dalam membantu perjalanan heroik Uruguay untuk menduduki peringkat keempat dunia tentu tidak main-main, torehan 5 gol membuktikan kapasitas dirinya. Ia mampu tampil konsisten memimpin serangan La Celeste dan dapat diandalkan oleh rekan-rekannya, tidak ada yang lebih pantas untuk mendapatkan trofi ini selain dirinya. Forlan mengalahkan Wesley Sneijder (Belanda) dan David Villa (Spanyol), untuk mengikuti jejak Ronaldo (1998), Oliver Kahn (2002), dan Zinedine Zidane (2006). Ia, merupakan pemain Amerika Selatan keempat setelah Maradona, Ronaldo dan Romario yang mengklaim gelar individual paling bergengsi ini.

adidas Golden Boot
Penghargaan untuk pencetak gol terbanyak sepanjang Piala Dunia jatuh ke tangan pemain muda berbakat Jerman, Thomas Mueller. Bersama dengan Wesley Sneijder, David Villa dan Diego Forlan, sebenarnya Mueller juga mencetak 5 gol, namun Bayern Muenchen starlet ini unggul dari segi assist, ia menorehkan 3 assist sementara Villa dan Sneijder hanya satu. Kecepatan dan insting mencetak gol Mueller tak perlu diragukan lagi, dua gol ke gawang Inggris dan masing-masing satu gol ke gawang Australia, Argentina dan Uruguay, membawa Mueller menyamai prestasi rekan setimnya Miroslav Klose (2006), Ronaldo (2002) dan Davor Suker (1998).

adidas Golden Glove
Iker Casillas menyabet gelar kiper terbaik sepanjang turnamen, setelah tampil impresif dan dingin di bawah mistar gawang Spanyol. Setelah tumbang di laga perdana, Casillas tampil solid dan tercatat hanya dua kali kebobolan ketika melawan Swiss dan Chile, salah satu momen terbaiknya adalah saat menahan penalti Oscar Cardozo (Paraguay) di babak perempat final. Kapten Spanyol ini melengkapi gelar juara dunia Spanyol, sekaligus mencatatkan namanya dalam daftar kiper-kiper terbaik dunia bersama Gigi Buffon (2006), Oliver Kahn (2002) dan Fabian Barthez (1998).

Hyundai Best Young Player
Thomas Mueller lagi-lagi mendapatkan gelar individual untuk melipur lara kegagalan tim Jerman menjadi juara dunia. Pemain muda terbaik Piala Dunia 2010 ini mengalahkan Giovanni Dos Santos (Mexico) dan Andre Ayew (Ghana). 5 gol dari 6 penampilan, 3 assist, 241 passing dan 13 tendangan ke gawang, cukup untuk membuktikan kapasitas Mueller dalam turnamen ini. Lukas Podolski (2006), Landon Danovan (2002) dan Michael Owen (1998) adalah para pendahulu Mueller yang menyabet gelar ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar