Pages

Rabu, 23 November 2011

Pemain yang meredup

Dear Kaselian,
Sambil menunggu babak perempat final dimulai pada hari Jum’at (02/07/2010), maka Kasela akan mengajak anda melihat pemain-pemain yang gagal mengangkat timnya untuk bersinar di Piala Dunia 2010 ini sejak dari babak penyisihan grup. Siapa saja mereka? Selamat menikmati!
- Redaksi Kasela –

Grup A - Yoann Gourcuff (Perancis)
Digadang-gadang sebagai penerus Zidane di pos playmaker tim Ayam Jantan, Gourcuff tampil buruk di babak kualifikasi grup A. Pemain terbaik Prancis tahun 2009 ini, diharapkan oleh Raymond Domenech untuk bisa mengatur serangan tim, namun apa daya performa Gourcuff tidak maksimal, sehingga Perancis harus angkat koper dari Afrika Selatan setelah tidak mampu lolos dari grup A. Gourcuff bermain dua kali yaitu saat Perancis seri melawan Uruguay dan kalah dari Afrika Selatan. Selama di Afrika Selatan, pemain yang sempat bergabung namun gagal di AC Milan ini, melakukan 56 passing, 4 tembakan ke gawang, dan satu kartu merah. Memang kita tidak bisa menyalahkan Gourcuff seorang atas gugurnya Perancis, namun satu yang pasti penampilan pemilik 22 caps internasional ini tergolong buruk untuk ukuran pemain sekelas dirinya.(G.A.S)

Grup B - Chinedu Obasi (Nigeria)
Obasi adalah salah satu figur penyerangan tim Nigeria saat merebut medali perak Piala Dunia U-20 dan Olimpiade 2008. Wajar jika pada Piala Dunia 2010 ini, Obasi diharapkan menjadi salah satu goal getter andalan Nigeria bersama dengan Yakubu, akan tetapi performanya tidak bisa mengangkat The Super Eagles meraih poin di Grup B. Berbagai peluang ia dapatkan ketika melawan Argentina, Yunani dan Korea Selatan, namun pemain klub Hoffenheim (Jerman) ini tidak pernah berhasil membobol gawang lawan, termasuk satu peluang emasnya ketika hanya tinggal menceploskan bola ke gawang kosong milik Yunani. Hanya dua kartu kuninglah yang berhasil ia dapatkan selama 194 menit bermain untuk Nigeria.(G.A.S)

Grup C – Wayne Rooney (Inggris)
Inggris memang berhasil lolos ke babak 16 besar, akan tetapi banyak kalangan yang sudah memprediksi kejatuhan Inggris karena mereka mati-matian untuk bisa lolos dari grup yang seharusnya relatif mudah untuk tim sekelas Inggris. Menarik mengamati aksi pemain yang diprediksi akan bersinar di Piala Dunia ini yaitu Wayne Rooney. 4 pertandingan, 342 menit bermain dan 13 tendangan ke gawang, namun tidak satu gol pun tercipta dari kaki atau kepalanya, pemain yang dibina oleh akademi sepakbola Everton ini tampil melempem saat membela Inggris. Pemain yang memiliki 64 caps bersama tim Inggris ini bahkan tidak mampu menolong tim nya saat di gilas oleh Jerman di babak 16 besar. Rasanya para penggemar Inggris pun cukup kecewa melihat Rooney hanya bisa berlari-lari tanpa mencetak gol.(G.A.S)

Grup D – Nemanja Vidic (Serbia)
Bek trengginas milik Manchester United ini terpilih sebagai bintang yang gagal bersinar dari grup D. Penampilannya bersama Serbia tergolong biasa saja, kalau tidak mau disebut buruk. Salah satu yang paling kita ingat adalah handsball cerobohnya di kotak penalti ketika melawan Jerman, beruntung tendangan penalti Podolski berhasil digagalkan oleh kiper Stojkovic. Tentu seorang bek internasional tidak perlu melakukan kesalahan bodoh yang membahayakan gawang tim. Koordinasinya bersama Subotic di lini belakang pun tidak baik, terbukti bagaimana mereka dikalahkan oleh Australia 1-2 disaat membutuhkan kemenangan untuk lolos dari grup. Pemain yang memulai debut internasionalnya saat bertemu Italia pada tahun 2002 ini, tampil mengecewakan apabila kita membandingkannya saat ia membela klub. (G.A.S)

Grup E – Samuel Etoo (Kamerun)
Penampilannya di Kamerun pada Piala Dunia 2010 tidak seperti yang diharapkan oleh banyak pihak. Maklum saja, banyak faktor yang membuat Eto’o tidak mampu membawa Kamerun melaju ke babak selanjutnya. Salah satunya adalah bahwa banyak pihak yang memperbandingkannya dengan Roger Milla, legenda Kamerun, sehingga beban yang berat ada dipundaknya untuk membawa Kamerun berbicara banyak di PD 2010. Dua golnya di PD 2010 belum membuat Eto’o dikatakan sebagai penyerang yang berbahaya Karena dihasilkan dari titik penalti dan kesalalahan pemain belakang Denmark. Oleh karena itu, Samuel Eto’o masuk dalam pemain bintang yang gagal bersinar di PD 2010, mengingat kontribusinya membawa Intermilan meraih treble winners musim lalu.(Irv)

Grup F – Fabio Cannavaro (Italia)
Kapten tim Italia di Piala Dunia 2006 memang tidak menampilkan permainannya seperti PD sebelumnya di Jerman. Canna, begitu ia disapa, memang sudah tidak lagi muda, usianya sudah 37 tahun. Wajar saja, ia banyak mendapat kritikan bahwa insting bertahannya sudah tidak setangguh dulu. Dua gol yang bersarang ke jala Italia pada laga kontra Paraguay dan New Zealand, merupakan kelengahannya dalam mengantisipasi bola dari set piece musuh. Pada laga krusial melawan Slovakia pun Canna belum mampu mengkoordinir pertahanan jadi lebih baik. Hasilnya tiga gol telah membuat Italy gagal melaju ke babak selanjutnya. Meskipun ia tidak pantas sepenuhnya atas hasil yang dicapai oleh Italia, rasanya kapten Italia ini memang sudah saatnya mundur dari timnas.(Irv)

Grup G – Didier Drogba (Pantai Gading)
Permainannya, menurut saya cukup bagus di PD 2010 ini bersama Pantai Gading dibandingkan dengan Samuel Eto’o. Namun, bintang Chelsea ini hanya mengukir satu gol di ajang PD 2010 ini, padahal cetakan gol merupakan salah satu indikator penting yang menunjukan suatu pemain adalah pemain yang berbahaya. Statusnya sebagai topskorer liga Inggris, membuat ia menjadi sasaran para bek lawan untuk dijaga seketat mungkin. Alhasil, satu gol adalah usaha terbaiknya dari tiga partai yang dilakoni. Drogba mungkin bisa sedikit menyalahkan kebugarannya atas redupnya penampilannya, maklum sebelum Piala Dunia dimulai, pemain yang pernah merumput di Marseille ini mengalami cidera saat laga ujicoba.(Irv)

Grup H - Tranquillo Barnetta (Swiss)
Saya memutuskan Tranquillo Barnetta sebagi bintang yang redup pada Grup H. Pemain ini adalah gelandang serang Bayer Leverkusen. Pemain ini sebetulnya pernah bermain sangat sangat berbahaya pada PD 2006 lalu di Jerman. Pemain ini mempunyai gaya bermain impresif dan sangat memanjakan striker dengan umpan dari kaki kanan dan kiri sama baiknya, kecepatannya pun patut diperhatikan. Itulah yang saya kenal tentang Barnetta setelah melihat permainannya di PD 2006 di Jerman. Namun, di PD 2010, Hitzfeld lebih banyak memainkan permainan Swiss dengan gaya bertahan, sehingga ia tidak mampu menampilkan permainannya yang ‘klik’ dengan permainan menyerang. Alhasil, Swiss tersisih dari fase grup karena kurang konsisten ketika mengahadapi Chile, Swiss dan Honduras. Padahal hasil baik didapat pada laga perdana melawan Spanyol. (Irv)

Kurang lebih para pemain inilah yang gagal bersinar di Piala Dunia 2010 ini, yang dirangkum oleh Kasela. Bagaimana, apakah Kaselian memiliki pilihan tersendiri? Silahkan menambahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar