Dear Kaselian,
Grup terakhir telah meloloskan kedua wakilnya untuk berlaga di babak 16 besar. Untuk mengawal babak 16 besar dan seterusnya, Kasela kesayangan Anda ini akan menampilkan preview dan review pertandingan sekaligus dalam satu edisi. Untuk preview pertama, Uruguay vs Korea Selatan dan Amerika Serikat vs Ghana, Selamat menikmati!
Grup G
Brazil pastikan juara grup, Portugal puas posisi kedua
oleh Irvan Ridwansyah
Mengawali pertandingan pada suhu 25°C, Brazil tampil tanpa tiga kreator serangan berbahaya mereka, Kaka’-Elano-Robinho. Ketiga pemain tersebut dilapis oleh masuknya Dani Alves, Nilmar dan Julio Baptista dalam starting line-up Brazil. Melirik sedikit pada Portugal, demi mengantisipasi kehilangan angka, Carlos Quieroz memakai lima gelandang di lini tengah dan meninggalkan CR7 di sektor depan dalam penerapannya di lapangan. Menarik sekali melihat posisi Pepe sebagai gelandang tengah yang mungkin berperan untuk meng-cover lini pertahanan. Pertandingan berlangsung penuh dengan adu fisik dan kehati-hatian kedua tim dalam menyerang. Artinya kedua tim tidak bermain secara terbuka. Kepentingan kedua tim inilah yang membuat permainan menjadi seperti itu. Brazil memilik dua peluang yang sangat berharga lewat Nilmar dan Ramires. Namun, Eduardo tampil sangat gemilang. Jika bukan karena antisipasinya, mungkin Portugal sudah mengalami kekalahan pertamanya. Eduardo pun seharusnya menjadi Man of the Match pada laga ini, namun FIFA telah memilih CR7 untuk menjadi Man of the Match. Portugal sebetulnya juga memiliki beberapa peluang, salah satunya lewat Meireiles yang melepaskan tendangan meluncur, namun bola masih meleset beberapa sentimeter dari mistar gawang Julio Cesar. Tercatat bahwa pertandingan yang keras ini menghasilkan 7 kartu kuning bagi kedua tim dan terjadi total 29 pelanggaran. Imbangnya hasil akhir, bukan berarti Ball Possession yang dimiliki kedua tim juga berakhir imbang, dengan 60% bagi keunggulan Brazil dan 40% untuk Portugal menunjukkan permainan memang dimiliki Brazil, dan memang Portugal bermain cenderung bertahan dan mengandalkan serangan balik dari CR7. Hasil imbang ini ternyata cukup memuaskan bagi kedua tim. Brazil di posisi puncak (7), Portugal berada di posisi kedua (5).
Meluncur ke pertandingan antara Pantai Gading versus Korea Utara di Mbombela Stadium, Nelspruit yang bercorak Zebra pada bangku penontonnya. Drogba dkk berhasil meremukkan Korut dengan tiga gol tanpa balas, 0-3. Rapuhnya mentalitas Korut setelah dileburkan oleh Portugal, berlanjut pada laga kontra Pantai gading ini. Sven Goran Eriksson memakai pola menyerang demi mengantongi poin penuh pada laga ini dengan menempatkan tiga penyerang; Drogba-Keita-Gervinho dan tiga gelandang yang membantu serangan; Yaya Toure-Romaric-Tiote. Hasilnya pun memang maksimal. Korea Utara pun memakai formasi 5-4-1, yang menurut saya pasrah untuk berkosentrasi bertahan dari serangan Pantai Gading yang memang sangat impresif. Pertandingan pun dimulai. Baru 14’ menit berselang Yaya Toure berhasil mencetak gol, menyusul kemudian gol Romaric di menit ke-20’. Menarik sekali bahwa dua gol di babak pertama ini dihasilkan oleh gelandang Pantai Gading, artinya Korea Utara terlalu fokus dalam menempel pergerakan penyerang Pantai Gading, khususnya pergerakkan Didier Drogba. Alhasil, Yaya Toure yang bermain sebagi gelandang jangkar ini berhasil lepas dari pandangan pertahanan Korea Utara. Masuknya Salamoun Kalou yang menggantikan Keita, menemukan waktu yang tepat saat menyambut umpan Boka dan menciptakan gol ketiga bagi Pantai Gading. Selintas, permainan Yaya Toure sangat nyaman, berada sebagai jangkar tim, awal serangan Pantai Gading selalu dimulai dari kakinya. Dari catatan statistik, Sebesar 60% kepemilikan bola berpihak pada Pantai Gading dan 40% untuk Korea. Lalu, 28 tendangan mengarah gawang R. Myong Guk telah diciptakan oleh Pantai Gading dan tidak satu pun penjuru diraih Korea Utara. Hasil buruk ini memosisikan Korea Utara di akhir klasemen (0) dan Pantai gading di posisi ketiga(4). (Irv)
Grup H
Spanyol dan Chile melaju
oleh G.A.S
Dalam pertandingan terakhir di Grup H, Spanyol berhasil keluar sebagai pimpinan klasemen setelah menekuk Chile 2-1. Bermain dengan formasi yang cukup baru, Del Bosque membuat David Villa bermain melebar di sisi kiri, sementara Torres di tengah dan Iniesta di kanan, dan hal ini nampaknya berjalan cukup baik mengingat Villa dan Iniesta mampu mencetak gol-gol kemenangan Spanyol. Sedangkan Chile tetap tampil dengan formasi andalannya mengandalkan tridente Sanchez-Valdivia-Beausejour di depan. Menit ke 24’ David Villa menghujam gawang Chile melalui tendangan jarak jauh (40 yard) dengan akurasi yang sangat baik, memanfaatkan kiper Bravo yang keluar dari sarangnya. Pada menit ke 37’ Chile harus bermain dengan 10 pemain menyusul kartu merah yang diterima oleh Estrada, satu menit kemudian Iniesta menggandakan keunggulan Spanyol menjadi 2-0. Baru dua menit babak kedua berjalan, Millar menipiskan keunggulan menjadi 2-1 melalui golnya dari tepi kotak penalti yang sempat menyentuh lutut Pique. Setelah gol tersebut permainan berjalan cukup seru dengan kedua tim yang saling menyerang dengan tembakan ke gawang masing-masing 9 kali. Kedua tim akhirnya meloloskan diri ke babak selanjutnya dimana duel Eropa antara Spanyol vs Portugal akan melengkapi duel Amerika Latin antara Brazil melawan Chile.
Di pertandingan lainnya, peluang Swiss untuk lolos ke babak berikutnya dibenamkan oleh Honduras yang menahan mereka imbang tanpa gol di Free State Stadium Bloemfoentein. Swiss bermain lebih menyerang sedangkan Honduras lebih memilih untuk bertahan dengan mengandalkan serangan balik. Namun hingga pertandingan usai, kedua tim gagal untuk menjebol gawang lawan. Berkali-kali serangan Swiss yang dibangun oleh Fernandes, Ziegler, Barnetta dan Derdiyok harus kandas di tangan kiper Valladares, yang kemudian terpilih menjadi Man of the Match. Swiss menempati posisi ketiga dengan nilai 4 dan Honduras berada di posisi buncit dengan poin 1. (G.A.S)
PREVIEW 16 BESAR
Uruguay vs Korsel
Laga Uruguay kontra Korea Selatan di Nelson Mandela Bay/Port Elizabeth Stadium, merupakan laga pertama dari babak ke-16 besar Piala Dunia 2010. Pertandingan ini menjanjikan kita akan permainan menyerang yang akan di tampilkan oleh kedua tim. Uruguay memang lebih diunggulkan untuk memenangkan pertandingan daripada Korea Selatan. Dari lima pertandingan terakhir, Uruguay tidak pernah kalah dan hanya satu kali seri, lalu dari tiga partai terakhir.
Uruguay memiliki kekuatan pada lini pertahanannya yang dikomandoi oleh pemain Fenerbache, Diego Lugano yang juga memegang ban Kapten tim Uruguay. Kemudian, serangan balik dari tiga penyerang mereka Forlan-Cavani-Suarez patut diperhatikan lebih. Uruguay dalam menghadapi Korea Selatan, kemungkinan besar tidak akan mengubah formasi yang telah ada, yakni 4-3-1-2. Kiper S.S Lazio, Muslera akan tetap berada di bawah mistar gawang, kemudian dua centre back diisi oleh duet Lugano dan Godin serta Fucile dan M. Pereira sebagai wing back kanan dan kiri. Kemudian tiga gelandang diisi oleh Perez sebagai gelandang bertahan dan A. Pereira dan Arevalo sebagai gelandang penyeimbang. lalu, Forlan berposisi tepat diantara dua striker Cavani dan Suarez.
Dari negeri gingseng, Korea Selatan, tim ini tidak diunggulkan seperti halnya Uruguay, karena dari lima partai terakhir yang diraih adalah tiga kali kalah, satu kali imbang dan satu kali menang. Laga melawan Uruguay pun akan diladeni dengan kepercayaan yang tinggi, mengingat Korea merupakan harapan benua Asia untuk menunjukan prestasinya di mata dunia. Korea pun tidak akan tampil bertahan, melainkan menyerang di awal babak demi mencuri gol. Pada laga kontra Uruguay, korea akan memakai formasi yang tidak jauh berbeda seperti ketika melawan Nigeria. The three lungs (Park Ji Sung) akan memimpin tim ini dengan pola menyerang. Ji sung akan ditempatkan pada sayap kiri dan Lee Chung Yong di sayap kanan. Kemudian dua striker mereka Park C. Y akan berada di garis paling depan, sedangkan Yeom berperan sebagai second striker. Bergerak ke lini tengah, ada Kim J.W dan Ki S.Y dan pada lini pertahanan diisi oleh Lee Y.P, Lee.J.S, Cho Y.H dan Cha D.R.
Head to head
Dari lini pertahanan, Lugano yang terkenal dengan keberaniannya akan duel udara, one on one, dan tackling bersih akan bertemu dengan striker cemerlang Korea Park Chu-Yong yang telah bermain bersama AS Monaco.
Di lini tengah menjadi duel antara Park Ji Sung dengan Perez. Ji Sung yang bermain di sektor kiri akan bergerak sedikit ke tengah guna perannya sebagai motor serangan dan gelandang pemecah kebuntuan. Kemudian Perez merupakan gelandang yang memiliki kelabihan dalam membaca laur serangan lawan dan sangat disiplin.
Dari lini depan ada duel antara Diego Forlan dengan Lee Jung Soo. Diego Forlan memiliki kekeuatan pada tendangannya yang keras baik kiri maupun kanan. Kemudian pemain ini mempunyai kecepatan dalam memanfaatkan peluang. Sedangkan Lee. J. S merupakan pilihan tepat bagi korea dalam mengimbangi penyerang lawan yang gesit dan cepat, karena pemain ini memiliki kecepatan berlari dan tangguh juga dalam duel udara. Mungkinkah korea sebagai harapan Asia mampu menembus babak ini dan mengulangi kisah manisnya seperti pada World Cup 2002? Atau Uruguay yang sangat bernafsu untuk meraih title juara dunia ketiga kalinya akan melumat habis Korea di Nelson Mandela Bay/Port Elizabeth Stadium? Mari nantikan bersama.
Amerika Serikat vs Ghana
Laga selanjutnya akan mempertemukan antara juara grup C, Amerika Serikat dengan Runner Up Grup D, Ghana. Semangat juang yang tinggi dari The Stars and Stripes dan permainan menyerang dari The Black Stars tentu akan menjanjikan sebuah permainan terbuka nan cepat, dengan prediksi 50-50 untuk kedua tim. AS kemungkinan besar akan menurunkan Altidore, Donovan dan Dempsey sebagai otak serangan mereka, dengan Michael Bradley yang akan mengambil komando di lini tengah. Kekuatan utama AS terletak pada solidnya lini per lini karena memang mayoritas pemain sudah merumput bersama sejak piala konfederasi tahun lalu. Kecepatan Donovan dan kengototan Bradley rasanya akan menjadi bumbu utama serangan-serangan AS ke gawang lawan. Pelatih Bob Bradley rasanya perlu member wejangan kepada Jozy Altidore, pemain muda ini sering kali tidak tenang apabila di depan gawang.
Sedangkan Ghana akan tetap mengandalkan Asamoah Gyan di depan yang didukung oleh Kwadmo Asamoah, Tagoe di kanan, Ayew di kiri sementara Prince Boateng akan menjadi jangkar lini tengah. Pelatih Milovan Rajevak harus menginstruksikan para gelandang menyerangnya untuk ikut dan terus melakukan penetrasi ke kotak penalty lawan. Selama ini Asamoah Gyan terlalu diandalkan di lini depan Ghana, sehingga apabila para bek AS mampu mengunci pergerakan Gyan, akan sangat dibutuhkan sebuah dobrakan dari lini tengah Ghana yang bisa dikomandoi oleh Ayew dan Prince Boateng.
Head to head
Lini belakang AS yang dikomandoi oleh Cherundolo harus terus berkonsentrasi menghadang pergerakan cepat Gyan dan Ayew yang merupakan dua pilar utama serangan Ghana. sementara Pantsil yang menjaga sebelah kanan pertahanan Ghana, harus memberikan pressing yang ketat terhadap pergerakan Donovan yang memang bermain melebar, namun sering mengejutkan dengan pergerakannya ke tengah.
Beralih ke tengah, kekuatan dan benturan fisik rasanya akan mewarnai laga di lini tengah. Bradley dan Edu di AS akan berhadapan dengan Prince Boateng dan Annan yang bermain sangat baik menjaga lini tengah mereka. Ghana rasanya harus mencoba menurunkan Sulley Muntari sejak awal, dan mungkin bisa memasukkan Appiah untuk memberikan lini tengah sentuhan pengalaman.
Di lini depan, Gyan dan Donovan akan menjadi fokus kunci bagi masing-masing tim, kecepatan dan sumbangan gol mereka berdua sudah tidak perlu lagi dipertanyakan. Altidore di AS bisa menjadi kunci apabila ia menemukan kembali sentuhannya, dan Gomez pun bisa dipasang untuk menarik perhatian bek lawan. Akankah semangat tinggi AS akan melumat perlawanan keras dari Ghana? Temukan sendiri jawabannya.
Grup terakhir telah meloloskan kedua wakilnya untuk berlaga di babak 16 besar. Untuk mengawal babak 16 besar dan seterusnya, Kasela kesayangan Anda ini akan menampilkan preview dan review pertandingan sekaligus dalam satu edisi. Untuk preview pertama, Uruguay vs Korea Selatan dan Amerika Serikat vs Ghana, Selamat menikmati!
Grup G
Brazil pastikan juara grup, Portugal puas posisi kedua
oleh Irvan Ridwansyah
Mengawali pertandingan pada suhu 25°C, Brazil tampil tanpa tiga kreator serangan berbahaya mereka, Kaka’-Elano-Robinho. Ketiga pemain tersebut dilapis oleh masuknya Dani Alves, Nilmar dan Julio Baptista dalam starting line-up Brazil. Melirik sedikit pada Portugal, demi mengantisipasi kehilangan angka, Carlos Quieroz memakai lima gelandang di lini tengah dan meninggalkan CR7 di sektor depan dalam penerapannya di lapangan. Menarik sekali melihat posisi Pepe sebagai gelandang tengah yang mungkin berperan untuk meng-cover lini pertahanan. Pertandingan berlangsung penuh dengan adu fisik dan kehati-hatian kedua tim dalam menyerang. Artinya kedua tim tidak bermain secara terbuka. Kepentingan kedua tim inilah yang membuat permainan menjadi seperti itu. Brazil memilik dua peluang yang sangat berharga lewat Nilmar dan Ramires. Namun, Eduardo tampil sangat gemilang. Jika bukan karena antisipasinya, mungkin Portugal sudah mengalami kekalahan pertamanya. Eduardo pun seharusnya menjadi Man of the Match pada laga ini, namun FIFA telah memilih CR7 untuk menjadi Man of the Match. Portugal sebetulnya juga memiliki beberapa peluang, salah satunya lewat Meireiles yang melepaskan tendangan meluncur, namun bola masih meleset beberapa sentimeter dari mistar gawang Julio Cesar. Tercatat bahwa pertandingan yang keras ini menghasilkan 7 kartu kuning bagi kedua tim dan terjadi total 29 pelanggaran. Imbangnya hasil akhir, bukan berarti Ball Possession yang dimiliki kedua tim juga berakhir imbang, dengan 60% bagi keunggulan Brazil dan 40% untuk Portugal menunjukkan permainan memang dimiliki Brazil, dan memang Portugal bermain cenderung bertahan dan mengandalkan serangan balik dari CR7. Hasil imbang ini ternyata cukup memuaskan bagi kedua tim. Brazil di posisi puncak (7), Portugal berada di posisi kedua (5).
Meluncur ke pertandingan antara Pantai Gading versus Korea Utara di Mbombela Stadium, Nelspruit yang bercorak Zebra pada bangku penontonnya. Drogba dkk berhasil meremukkan Korut dengan tiga gol tanpa balas, 0-3. Rapuhnya mentalitas Korut setelah dileburkan oleh Portugal, berlanjut pada laga kontra Pantai gading ini. Sven Goran Eriksson memakai pola menyerang demi mengantongi poin penuh pada laga ini dengan menempatkan tiga penyerang; Drogba-Keita-Gervinho dan tiga gelandang yang membantu serangan; Yaya Toure-Romaric-Tiote. Hasilnya pun memang maksimal. Korea Utara pun memakai formasi 5-4-1, yang menurut saya pasrah untuk berkosentrasi bertahan dari serangan Pantai Gading yang memang sangat impresif. Pertandingan pun dimulai. Baru 14’ menit berselang Yaya Toure berhasil mencetak gol, menyusul kemudian gol Romaric di menit ke-20’. Menarik sekali bahwa dua gol di babak pertama ini dihasilkan oleh gelandang Pantai Gading, artinya Korea Utara terlalu fokus dalam menempel pergerakan penyerang Pantai Gading, khususnya pergerakkan Didier Drogba. Alhasil, Yaya Toure yang bermain sebagi gelandang jangkar ini berhasil lepas dari pandangan pertahanan Korea Utara. Masuknya Salamoun Kalou yang menggantikan Keita, menemukan waktu yang tepat saat menyambut umpan Boka dan menciptakan gol ketiga bagi Pantai Gading. Selintas, permainan Yaya Toure sangat nyaman, berada sebagai jangkar tim, awal serangan Pantai Gading selalu dimulai dari kakinya. Dari catatan statistik, Sebesar 60% kepemilikan bola berpihak pada Pantai Gading dan 40% untuk Korea. Lalu, 28 tendangan mengarah gawang R. Myong Guk telah diciptakan oleh Pantai Gading dan tidak satu pun penjuru diraih Korea Utara. Hasil buruk ini memosisikan Korea Utara di akhir klasemen (0) dan Pantai gading di posisi ketiga(4). (Irv)
Grup H
Spanyol dan Chile melaju
oleh G.A.S
Dalam pertandingan terakhir di Grup H, Spanyol berhasil keluar sebagai pimpinan klasemen setelah menekuk Chile 2-1. Bermain dengan formasi yang cukup baru, Del Bosque membuat David Villa bermain melebar di sisi kiri, sementara Torres di tengah dan Iniesta di kanan, dan hal ini nampaknya berjalan cukup baik mengingat Villa dan Iniesta mampu mencetak gol-gol kemenangan Spanyol. Sedangkan Chile tetap tampil dengan formasi andalannya mengandalkan tridente Sanchez-Valdivia-Beausejour di depan. Menit ke 24’ David Villa menghujam gawang Chile melalui tendangan jarak jauh (40 yard) dengan akurasi yang sangat baik, memanfaatkan kiper Bravo yang keluar dari sarangnya. Pada menit ke 37’ Chile harus bermain dengan 10 pemain menyusul kartu merah yang diterima oleh Estrada, satu menit kemudian Iniesta menggandakan keunggulan Spanyol menjadi 2-0. Baru dua menit babak kedua berjalan, Millar menipiskan keunggulan menjadi 2-1 melalui golnya dari tepi kotak penalti yang sempat menyentuh lutut Pique. Setelah gol tersebut permainan berjalan cukup seru dengan kedua tim yang saling menyerang dengan tembakan ke gawang masing-masing 9 kali. Kedua tim akhirnya meloloskan diri ke babak selanjutnya dimana duel Eropa antara Spanyol vs Portugal akan melengkapi duel Amerika Latin antara Brazil melawan Chile.
Di pertandingan lainnya, peluang Swiss untuk lolos ke babak berikutnya dibenamkan oleh Honduras yang menahan mereka imbang tanpa gol di Free State Stadium Bloemfoentein. Swiss bermain lebih menyerang sedangkan Honduras lebih memilih untuk bertahan dengan mengandalkan serangan balik. Namun hingga pertandingan usai, kedua tim gagal untuk menjebol gawang lawan. Berkali-kali serangan Swiss yang dibangun oleh Fernandes, Ziegler, Barnetta dan Derdiyok harus kandas di tangan kiper Valladares, yang kemudian terpilih menjadi Man of the Match. Swiss menempati posisi ketiga dengan nilai 4 dan Honduras berada di posisi buncit dengan poin 1. (G.A.S)
PREVIEW 16 BESAR
Uruguay vs Korsel
Laga Uruguay kontra Korea Selatan di Nelson Mandela Bay/Port Elizabeth Stadium, merupakan laga pertama dari babak ke-16 besar Piala Dunia 2010. Pertandingan ini menjanjikan kita akan permainan menyerang yang akan di tampilkan oleh kedua tim. Uruguay memang lebih diunggulkan untuk memenangkan pertandingan daripada Korea Selatan. Dari lima pertandingan terakhir, Uruguay tidak pernah kalah dan hanya satu kali seri, lalu dari tiga partai terakhir.
Uruguay memiliki kekuatan pada lini pertahanannya yang dikomandoi oleh pemain Fenerbache, Diego Lugano yang juga memegang ban Kapten tim Uruguay. Kemudian, serangan balik dari tiga penyerang mereka Forlan-Cavani-Suarez patut diperhatikan lebih. Uruguay dalam menghadapi Korea Selatan, kemungkinan besar tidak akan mengubah formasi yang telah ada, yakni 4-3-1-2. Kiper S.S Lazio, Muslera akan tetap berada di bawah mistar gawang, kemudian dua centre back diisi oleh duet Lugano dan Godin serta Fucile dan M. Pereira sebagai wing back kanan dan kiri. Kemudian tiga gelandang diisi oleh Perez sebagai gelandang bertahan dan A. Pereira dan Arevalo sebagai gelandang penyeimbang. lalu, Forlan berposisi tepat diantara dua striker Cavani dan Suarez.
Dari negeri gingseng, Korea Selatan, tim ini tidak diunggulkan seperti halnya Uruguay, karena dari lima partai terakhir yang diraih adalah tiga kali kalah, satu kali imbang dan satu kali menang. Laga melawan Uruguay pun akan diladeni dengan kepercayaan yang tinggi, mengingat Korea merupakan harapan benua Asia untuk menunjukan prestasinya di mata dunia. Korea pun tidak akan tampil bertahan, melainkan menyerang di awal babak demi mencuri gol. Pada laga kontra Uruguay, korea akan memakai formasi yang tidak jauh berbeda seperti ketika melawan Nigeria. The three lungs (Park Ji Sung) akan memimpin tim ini dengan pola menyerang. Ji sung akan ditempatkan pada sayap kiri dan Lee Chung Yong di sayap kanan. Kemudian dua striker mereka Park C. Y akan berada di garis paling depan, sedangkan Yeom berperan sebagai second striker. Bergerak ke lini tengah, ada Kim J.W dan Ki S.Y dan pada lini pertahanan diisi oleh Lee Y.P, Lee.J.S, Cho Y.H dan Cha D.R.
Head to head
Dari lini pertahanan, Lugano yang terkenal dengan keberaniannya akan duel udara, one on one, dan tackling bersih akan bertemu dengan striker cemerlang Korea Park Chu-Yong yang telah bermain bersama AS Monaco.
Di lini tengah menjadi duel antara Park Ji Sung dengan Perez. Ji Sung yang bermain di sektor kiri akan bergerak sedikit ke tengah guna perannya sebagai motor serangan dan gelandang pemecah kebuntuan. Kemudian Perez merupakan gelandang yang memiliki kelabihan dalam membaca laur serangan lawan dan sangat disiplin.
Dari lini depan ada duel antara Diego Forlan dengan Lee Jung Soo. Diego Forlan memiliki kekeuatan pada tendangannya yang keras baik kiri maupun kanan. Kemudian pemain ini mempunyai kecepatan dalam memanfaatkan peluang. Sedangkan Lee. J. S merupakan pilihan tepat bagi korea dalam mengimbangi penyerang lawan yang gesit dan cepat, karena pemain ini memiliki kecepatan berlari dan tangguh juga dalam duel udara. Mungkinkah korea sebagai harapan Asia mampu menembus babak ini dan mengulangi kisah manisnya seperti pada World Cup 2002? Atau Uruguay yang sangat bernafsu untuk meraih title juara dunia ketiga kalinya akan melumat habis Korea di Nelson Mandela Bay/Port Elizabeth Stadium? Mari nantikan bersama.
Amerika Serikat vs Ghana
Laga selanjutnya akan mempertemukan antara juara grup C, Amerika Serikat dengan Runner Up Grup D, Ghana. Semangat juang yang tinggi dari The Stars and Stripes dan permainan menyerang dari The Black Stars tentu akan menjanjikan sebuah permainan terbuka nan cepat, dengan prediksi 50-50 untuk kedua tim. AS kemungkinan besar akan menurunkan Altidore, Donovan dan Dempsey sebagai otak serangan mereka, dengan Michael Bradley yang akan mengambil komando di lini tengah. Kekuatan utama AS terletak pada solidnya lini per lini karena memang mayoritas pemain sudah merumput bersama sejak piala konfederasi tahun lalu. Kecepatan Donovan dan kengototan Bradley rasanya akan menjadi bumbu utama serangan-serangan AS ke gawang lawan. Pelatih Bob Bradley rasanya perlu member wejangan kepada Jozy Altidore, pemain muda ini sering kali tidak tenang apabila di depan gawang.
Sedangkan Ghana akan tetap mengandalkan Asamoah Gyan di depan yang didukung oleh Kwadmo Asamoah, Tagoe di kanan, Ayew di kiri sementara Prince Boateng akan menjadi jangkar lini tengah. Pelatih Milovan Rajevak harus menginstruksikan para gelandang menyerangnya untuk ikut dan terus melakukan penetrasi ke kotak penalty lawan. Selama ini Asamoah Gyan terlalu diandalkan di lini depan Ghana, sehingga apabila para bek AS mampu mengunci pergerakan Gyan, akan sangat dibutuhkan sebuah dobrakan dari lini tengah Ghana yang bisa dikomandoi oleh Ayew dan Prince Boateng.
Head to head
Lini belakang AS yang dikomandoi oleh Cherundolo harus terus berkonsentrasi menghadang pergerakan cepat Gyan dan Ayew yang merupakan dua pilar utama serangan Ghana. sementara Pantsil yang menjaga sebelah kanan pertahanan Ghana, harus memberikan pressing yang ketat terhadap pergerakan Donovan yang memang bermain melebar, namun sering mengejutkan dengan pergerakannya ke tengah.
Beralih ke tengah, kekuatan dan benturan fisik rasanya akan mewarnai laga di lini tengah. Bradley dan Edu di AS akan berhadapan dengan Prince Boateng dan Annan yang bermain sangat baik menjaga lini tengah mereka. Ghana rasanya harus mencoba menurunkan Sulley Muntari sejak awal, dan mungkin bisa memasukkan Appiah untuk memberikan lini tengah sentuhan pengalaman.
Di lini depan, Gyan dan Donovan akan menjadi fokus kunci bagi masing-masing tim, kecepatan dan sumbangan gol mereka berdua sudah tidak perlu lagi dipertanyakan. Altidore di AS bisa menjadi kunci apabila ia menemukan kembali sentuhannya, dan Gomez pun bisa dipasang untuk menarik perhatian bek lawan. Akankah semangat tinggi AS akan melumat perlawanan keras dari Ghana? Temukan sendiri jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar