Pages

Rabu, 23 November 2011

Babak 16 besar (2)

Dear Kaselian,
Babak 16 besar terus bergulir, Argentina dan Jerman berhasil lolos dari hadangan lawan-lawannya secara meyakinkan. Pada edisi ini, Kasela seperti biasa akan menghadirkan serunya review dari matchday ke 3 dan 4, serta preview matchday 5 dan 6. Selamat menikmati!
- Redaksi Kasela –

Review Matchday 3 Babak 16 besar, Jerman(4) vs (1) Inggris
oleh Irvan Ridwansyah

Hasil membanggakan diraih Der Panzer Jerman dengan meluluh lantakkan Inggris dengan skor besar 4-1 di Bloemfontein-Free State Stadium. Inggris sepanjang pertandingan bermain seakan tanpa nyawa dengan terus membangun serangan namun kehilangan kratifitasnya dalam mengapilkasikan hal itu menjadi sebuah gol. Hal yang sangat sulit diterima the three lions ini adalah tiga dari empat gol Jerman berawal dari serangan balik yang sangat cepat dan mematikan. Inggris bermain dengan menggunakan formasi yang sama ketika berhasil mengalahkan Slovenia, yakni 4-4-2 dengan cara membangun serangan lewat umpan menusuk dari Milner maupun Gerrard. Capello yakin betul akan meraih kemenangan daripada memikirkan akan bermain imbang dan dilanjutkan dengan adu penalti. Sebaliknya, Jerman, yang bermain sangat cantik dan mematikan, mengawali pertandingan dengan memakai formasi yang juga sama ketika menekuk Ghana 0-1. Pada laga inggri ini, kita bisa lihat betapa fantastisnya strategi Joachim Loew mampu menciptakan serangan yang baik dengan satu dua sentuhan yang bisa berbuah gol.

Jerman mengawali kemengangannya lewat gol Klose di menit ke-20’ dengan kecerdikannya. Selang beberapa menit, Jerman menggandakan keunggulan hasil kerjasama cantik yang berawal dari kaki Muller-Klose, kembali ke Muller dan diselesaikan dengan tendangan keras Podolski di menit 32’. Inggris memperkecil ketertinggalan lewat gol sundulan Upson menit ke 37’ yang menyambut umpan lambung dari tengah. Inggris pun makin gencar menyerang, dan hasilnya tendangan keras Lampard seharusnya bisa menjadi gol karena terbukti sudah melewati garis gawang. Namun, nasib sial malah menimpa Inggris. Gol Muller di menit 67’, berawal dari serangan balik yang dibangun Schweinsteiger dan mampu diselesaikan oleh Muller. Begitu juga gol ke-empat Jerman di menit 70’ yang diciptakan lagi-lagi oleh Muller setelah memaksimalkan umpan dari Ozil di sektor kiri. Muller pun sukses menjadi Man of the Match berkat dua gold dan satu assist-nya. Kemenangan ini membuat jerman berhak lolos ke babak perempat final dan bertemu dengan Argentina.(Irv)


Getty Images

Review Matchday 4 Babak 16 besar, Argentina (3) vs (1) Meksiko 
oleh G.A.S

Argentina melaju untuk menantang Jerman di babak perempat final, setelah menggulung Meksiko dengan skor 3-1. Carlos Tevez menjadi MoM berkat dua golnya ke gawang Oscar Perez. Bermain dengan tim inti, Maradona hanya melakukan satu perubahan yaitu memasukkan bek muda Otamendi menggantikan Jonas di bek kanan. Sedangkan Javier Aguirre menurunkan Javier Hernandez sebagai ujung tombakPermainan berjalan dengan tempo sedang sampai sebuah umpan terukur Messi dihadang oleh Perez sebelum menyentuh Tevez, bola rebound ini kemudian diangkat oleh Messi kepada Tevez yang sudah kadung berada di depan dan menyundul masuk ke gawang Meksiko, 1-0 untuk Argentina. Setelah perayaan gol tersebut, pertandingan sempat terhenti sekitar 5 menit, ini dikarenakan para pemain Meksiko memprotes hakim garis karena memang dalam tanyangan ulang, Tevez terlihat sudah berada dalam posisi offside. Wasit Robert Rosetti pun berdiskusi sejenak dengan hakim garis, sambil para pemain Meksiko dan Argentina mengerubungi forum diskusi tersebut, dan wasit pun akhirnya mengesahkan gol Tevez yang cukup kontroversial tersebut. Setelah gol tersebut, pemain belakang Meksiko yang sangat kecewa karena gol pertama tadi, terlihat kehilangan konsentrasi. Sebuah blunder Osorio mampu dimanfaatkan oleh Higuain menjadi sebuah gol sekaligus membuatnya memimpin daftar topskorer sementara dengan 4 gol, setelah menipu Perez. 2-0 untuk Argentina sampai babak pertama berakhir.

Di babak kedua, Meksiko langsung tancap gas dan menciptakan beberapa peluang, masuknya Pablo Pareira menggantikan Bautista (bukan Bautista yang penyanyi itu lho yah!), mampu menambah daya serang El Tri, namun adalah Argentina yang mampu memperbesar kedudukan melalui Tevez. Mendapatkan serangan balik, Tevez mencoba memberikan passing kepada Messi namun berhasil dihalau, bola liar tersebut akhirnya diubah oleh Tevez menjadi sebuah drive keras dan terarah dari luar kotak penalti yang menghujam sudut kiri atas gawang Meksiko. Skor 3-0 untuk Argentina. Dengan semangat dan waktu tersisa, Meksiko mencoba bangkit dan terus menekan pertahanan Argentina, hasilnya sebuah aksi yang cukup menawan dari Javier Hernandez yang sampai saat ini merupakan pemain tercepat di Piala Dunia 2010 (dengan kecepatan 32.15 km/h), mengagetkan lini pertahanan Argentina. Demichelis tampak tidak siap dengan pergerakan tiba-tiba Hernandez yang berbalik badan untuk kemudian menendang keras Jabulani masuk ke gawang Romero, 3-1. Penting untuk dicatat, dua gol yang diderita oleh Argentina (1 dari Korsel dan 1 dari Meksiko) adalah akibat kelengahan dan kelambatan Demichelis. Maradona tentu harus bisa memecahkan masalah ini, apabila tidak ingin lini pertahanan Argentina diacak-acak oleh Ozil dan Mueller di babak selanjutnya. Setelah gol ini, Meksiko tidak mengendurkan serangan, dan disinilah terlihat kedewasaan Argentina. Dengan 20 menit waktu tersisa berikut serangan demi serangan yang dibangun oleh Meksiko, Argentina tidak panik dan tetap tampil kompak mengontrol lini tengah dan belakang. Skor pun tidak berubah hingga wasit meniup peluit panjang. Dengan hasil ini Albiceleste akan bertemu dengan Jerman di babak perempat final, seperti apa pertandingannya? Nantikan terus Kasela! (G.A.S)


Getty Images

Preview Matchday 5 Babak 16 besar, Belanda vs Slovakia
oleh Irvan Ridwansyah

Laga pertandingan antara Belanda versus Slovakia merupakan partai yang akan memberikan para penonton sebuah pertandingan yang manis dari Robben cs. Dari lima laga terakhirnya, Belanda tidak pernah terkalahkan dan hanya kebobolan satu gol dalam fase grup Piala Dunia 2010. Belanda akan memakai pola 4-3-2-1 nampaknya. Kiper akan dihuni oleh Stekelenburg, ditemani oleh duet centre back Heitinga dan Mathijsen. Kemudian Gio, sang kapten berada di sisi kiri dan masuknya kembali Van Der Wiel di sisi kanan. Sektor gelandamg diisi oleh Van Bommel-De Jong-Sneijder. Kemudian Robben pada right forward, Kuyt di bagian kiri. Van Persie siap menjadi Striker utama. Melihat formasi ini, saya yakin bahwa Belanda akan mampu mencuri gol lewat pemain-pemain kuncinya seperti Robben, Sneider dan Kuyt.

Slovakia yang dipimpin oleh Vladimir Weiss memilih untuk tidak bermain menyerang, mengingat Slovakia tidak akan meladeni Belanda yang akan bermain terbuka. Kemungkinan Slovakia akan bermain seperti ketika melawan Italy. Permainan dengan pressing ketat, sedikit keras dalam adu fisik, serangan balik yang cepat dan melebar. Robert Vittek masih jadi andalan Slovakia di lini depan berduet dengan Jendrisek. Kemudian Hamsik-Stoch-Kucka akan mengisi lini tengah. Minus satu pemain pentingnya, Zdeno Strba yang mendapat larangan bermain akibat akumulasi kartu, Vladimir Weiss akan mengisi kekosongan itu. Lini belakangan diisi oleh Pekarik-Skrtel-Durica-Zabavnik dan Mucha sebagai kiper.

Head to head
Hamsik akan berhadapan dengan Van Bommel yang memang terkenal mampu meredam serangan musuh lewat keahliannya membaca serangan lawan. Hamsik pun sepertinya tahu betul apa yang akan dilakukannya nanti. Tidak menahan bola terlalu lama dan memaksimalkan kehandalannya dalam mengeksekkusi bola mati atau set piece.

Kemudian, Vittek diharapkan melanjutkan tradisi mencuri gol di momen krusial. Bagaimana tidak, pemain yang sudah mencetak tiga gol dalam turnamen ini, memiliki pergerakan yang sulit ditebak dan juga mampu memanfaatkan peluang terkecil menjadi gol. Pemain yang merumput untuk Ankaragucu (TUR) ini akan berduel dengan Heitinga yang unggul dalam duel udara dan berani dalam one on one. Robben dan Sneijder nampaknya akan mengalami masalah karena Slovakia tidak akan memberi ruang gerak bagi kedua pemain ini. baik Robben maupun Sneijder, masing-masing akan dijaga oleh dua pemain. Zabavnik dan Kucka untuk meredam Robben, sedangkan Pekarik dan Weiss untuk Sneider. Belanda memang lebih diunggulkan daripada Slovakia. Namun, Slovakia telah membutkikan dirinya sebagai tim pengejut lawan. Prediksi pertandingan ini adalah 55-45. Slovakia tidak akan rela ditekan hingga babak usai tanpa melakuakn perlawanan, jika perlu hingga babak tambahan. (Irv)

Prediksi Kasela : 55-45


Getty Images

Preview Matchday 6 Babak 16 besar, Brazil vs Chile
oleh G.A.S

Battle of Latin America part II akan berlangsung di Stadion Ellis Park, Johannesburg, saat Brazil kontra Chile. Kedua tim ini lolos dari babak kualifikasi wilayah Amerika Selatan, dengan meyakinkan. Brazil berada di puncak klasemen, sementara Chile ada dibawahnya dengan perbedaan hanya satu poin. Pertemuan keduanya tentu merupakan suatu hal yang cukup rutin, dimana Brazil cukup mendominasi hasil. Dalam 6 pertemuan terakhir, Brazil selalu mampu mengungguli Chile dan skor 4-2 adalah hasil teranyar pertemuan kedua tim untuk kemenangan Brazil. Dalam setiap kompetisi, nama Brazil tentu selalu menjadi favorit, namun bukan berarti Chile kali ini akan silau dengan nama besar Brazil. Dipegang oleh pelatih berpengalaman dari Argentina, Marcelo Bielsa, La Roja tercatat sebagai tim dengan rata-rata umur termuda diantara tim-tim Amerika Selatan lainnya, nama-nama seperti Alexis Sanchez yang saat ini sedang dipantau oleh MU, Matias Fernandez, Arturo Vidal dan Mauricio Isla adalah nama-nama yang juga sedang bersinar di liga-liga eropa.

Carlos Dunga telah mengistirahatkan beberapa pemain intinya pada pertandingan terakhir grup G, jadi mereka memiliki keuntungan fisik yang lebih bugar dibandingkan skuad Marcelo Bielsa yang masih harus tampil full team saat pertandingan terakhir grup H. Dunga tentu akan menurunkan Julio Cesar dibawah mistar, duet Lucio-Juan di sentral pertahanan akan dikawal oleh Maicon di kanan dan Bastos di kiri. Lini tengah tetap akan menjadi daerah kekuasaan duet Melo dan G.Silva, didukung oleh Elano yang kemungkinan besar sudah bisa bermain setelah cidera saat menghadapi Pantai Gading. Alur penyerangan Seleção akan diusung oleh Kaka, Robinho dan Luis Fabiano. Sementara itu, Bielsa kemungkinan akan sedikit mengalami kesulitan saat menyusun line up karena harus bermain tanpa dua bek andalannya Medel dan Ponce yang terkena akumulasi kartu. Bravo akan mengawal gawang La Roja, sementara Contreras dan Fuentes kemungkinan akan berduet di jantung pertahanan, dan akan dikawal oleh Jara di kiri dan Isla di kanan. Carmona sudah bisa kembali dimainkan di tengah, setelah kartu merah yang didapatnya saat laga kontra Swiss, ditemani Fernandez dan Vidal. Tugas membombardir gawang lawan akan diemban oleh Sanchez-Beausejour-Valdivia. Nampaknya Bielsa harus mengoptimalkan lini tengahnya untuk bermain rapat, sambil menunggu momen untuk melakukan counter attack cepat dengan memanfaatkan kelincahan dan kecepatan Sanchez.

Head to head
Dari lini belakang, duet Juan dan Lucio di Brazil akan diuji oleh kecepatan Sanchez dan Beausejour yang sepertinya akan banyak berlari melalui serangan balik. Di lain pihak, Contreras harus waspada terhadap pergerakan trio Kaka-Robinho-Luis Fabiano yang sering bertukar-tukar posisi, mungkin Carmona bisa ditugaskan untuk memecah konsentrasi ketiganya. Sedangkan Jara dan Isla tidak boleh terlalu sering maju, karena Maicon yang sampai saat ini merupakan pemain kedua (setelah Messi dari Argentina) dengan aksi solo run terbanyak (18 kali), bersama Bastos dan Elano seringkali melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti lawan. Dunga sepertinya tidak harus memberikan instruksi tambahan, mengingat mayoritas skuad Brazil sudah bermain bersama sejak Piala Konfederasi tahun lalu. Bielsa dilain pihak, harus terus memompa semangat anak asuhnya sekaligus menekankan pemainnya untuk selalu berkonsentrasi dan merapatkan jarak antar lini untuk meredam Brazil.

Pertarungan di tengah akan menjadi seru, G.Silva yang memimpin daftar pemain dengan passing terbanyak (211 passing) akan menjadi tumpuan awal serangan Brazil, sementara Melo akan sebisa mungkin mematikan pergerakan Matias Fernandez yang seringkali mengirim umpan berbahaya ke gawang lawan. Di sisi lain, Vidal dan Carmona di Chile akan berusaha memastikan bahwa baik Robinho maupun Luis Fabiano akan jarang sekali mendapatkan umpan dari lini tengah, dengan menekan secara konstan G.Silva, Kaka dan Elano. Carmona bisa ditugaskan sebagai marker untuk Kaka sambil mencoba untuk memancing emosi Kaka dengan sering-sering melanggarnya. Suazo yang berpengalaman serta Valdivia bisa diinstruksikan untuk melepaskan tendangan-tendangan keras dari luar kotak penalti. Pada intinya Chile harus mewaspadai killer instinct para pemain Brazil, dan tidak lengah terutama terhadap killer pass ala Kaka dan Elano. Terakhir kali Chile mengalahkan Brazil adalah pada tahun 1993, mampukah La Roja mematahkan rekor panjang tersebut, ataukah Brazil yang akan semakin memantapkan dominasinya atas Chile? Mari nantikan bersama.(G.A.S)

Prediksi Kasela : 55-45


Getty Images

Tidak ada komentar:

Posting Komentar