Pages

Rabu, 23 November 2011

Grup E - F

Dear Kaselian,
Kejutan demi kejutan terus terjadi pada pergelaran Piala Dunia 2010 ini, seperti apa kejutan yang dihadirkan oleh grup E dan grup F malam tadi? selamat menikmati edisi #11!
- Redaksi Kasela -

Grup F
Italia terhenti, Slovakia dan Paraguay bersorak-sorai

oleh Irvan Ridwansyah

Italia.. Italia.. nampaknya harus mengubur mimpinya untuk mempertahankan gekar juara dunianya. Pasalnya, Slovakia berhasil membuat Gli Azzuri menangis lewat terapi kejut dua gol Vittek dan satu gol Kamil Kopunek yang menjadi pemupus asa Italia. Italia hanya mampu mencetak gol balasan lewat Di Natale dan Quagliarella masing-masing di menit ke-81 dan 90+2. Italia pun bermain bagaikan lembu yang harus dipecut terlebih dahulu, baru kemudian mencetak gol. Canna pun tidak mampu mengomandoi rekannya, Chiellini untuk menjaga lini pertahanan dengan baik. Pertandingan ini betul-betul menegangkan di menit-menit akhir laga dan Slovakia akhirnya berhasil membuat Italia terluka bertubi-tubi. Jelas, Slovakia yang mendampingi Paraguay untuk melaju ke babak berikutnya. Pertandingan ini menghasilkan 4 tendangan ke arah gawang dari total 10 shots yang dimiliki Slovakia. Sedangkan Italia memiliki 6 shots on goal dari total 16 shots. Ball possession pun dimiliki oleh Slovakia dengan perolehan 51% dan Italia 49%.

Betul, sekali lagi, Italia gagal melaju ke babak selanjutnya. Juara bertahan ini tidak mampu menguasai pertandingan, hingga akhirnya Slovakia lebih dahulu mencuri gol dan meninggalkan Italia dalam keadaan yang tertekan. Johannesburg, Ellis-Park Stadium pun menjadi saksi bahwa laga itu memang layak menjadi milik Slovakia. Hamsik dkk mampu bermain lebih konsisten dan tidak memberi celah bagi Italia untuk mengembangkan permainan, hingga pada akhirnya Lippi mengubah formasi Italia menjadi 4-4-2 yang sedikit lebih stabil. Italia, pada babak pertama bermain tanpa arah seperti dua laga sebelumnya ketika bertemu Paraguay dan New Zealand. Dengan pola 4-3-3, Iaquinta-Pepe-Di Natale diharapkan mampu mencetak gol lebih awal demi memberikan jaminan kemenangan pada laga tersebut. Sedangkan Slovakia tetap mengandalkan Vittek sebagai striker tersembunyi, dibantu oleh Jendrisek dan Hamsik yang bermain sebagai kapten sekaligus motor serangan. 

Pada pertandingan ini, saya melihat adanya keterlambatan keputusan Lippi dalam beberapa hal. Pertama, Lippi terlambat merubah pola permainan 4-3-3 yang tidak efektif pada dua laga sebelumnya dengan formasi 4-4-2 yang terbilang lebih stabil. Dengan memakai pola 4-4-2, Italia justru mampu membuat gol balasan dan mengkhiri laga dengan hasil imbang. Namun , sayangnya Italia gagal menciptakan gol penyeimbang pada pertandingan kontra Slovakia. Kedua, pada pertandingan tersebut, Lippi terlambat memainkan Quagliarella dan Maggio serta deep playmaker Italia, Andrea Pirlo yang terbukti mampu memecah kebuntuan dan membuat serangan Italia jadi lebih hidup. Jelas, dengan kondisi para pemain yang belum pulih 100% dari cedera membuat Lippi harus memutar otak jauh lebih keras dalam meramu tim yang terdiri dari pemain lama dan baru ini. 

Dalam pertandingan lainnya, Paraguay ditahan imbang oleh Selandia Baru dengan skor imbang tanpa gol, 0-0. Dari Polokwane, Peter Mokaba Stadium, Paraguay memantapkan timnya sebagai juara Grup F dengan raihan lima poin. Sedangkan, Selandia Baru tersisih dari perebutan runner-up setelah mendengar kabar bahwa Slovakia berhasil menundukkan Italia dengan skor 2-3. Dengan formasi 4-3-2-1, Paraguay tetap tampil menyerang dan tidak ada niat untuk mengendurkan serangan sedikit pun. Pemain yang diturunkan oleh pelatih gerrardo Martino pun bukan merupakan pemain lapis keduanya. Pemain seperti Vera, Riveros, Caceres tetap dimainkan menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan, yakni kecolongan oleh tim sekelas Selandia Baru. Meskipun, Paraguay lebih diunggulkan untuk memenangkan pertandingan, namun jangan dilupakan pertahan Selandia Baru yang terbilang solid. Paston, kiper Selandia Baru, patut mendapatkan sorotan dunia. Beberapa peluang yang didapat Vera dkk, masih mampu diredam olehnya.

Dengan lini pertahanan yang dimainkan oleh Nelsen-Reid-Smith, pertahanan Selandia Baru sangat sulit ditembus oleh Santa Cruz dkk. Tiga bek Selandia Baru ini dibantu oleh dua gelandang ekstra bertenaga; Elliot dan Vicelich. All whites pun punya rekor baik, yaitu pertandingan ini menghasilkan 17 total tendangan ke arah gawang Paston. Namun, tidak satu pun gol yang masuk kedalam gawang Paston. Sebuah pertahanan yang disiplin bagi All Whites dan serangan yang begitu impresif bagi Paraguay. Grup F memang menyisakan kenangan pahit bagi Italia. dengan raihan 2 poin, Italia harus menerima dengan pahit berada di posisi paling buncit. Sedangkan Selandia Baru berada di posisi ke-3 dengan 3 poin ditangan. Tim Paraguay berhasil menjadi juara grup dengan 5 poin, sedangkan Slovakia menjadi runner-up dengan raihan 4 poin. (Irv)


Getty Images

Grup E
Belanda mulus, Jepang lulus!

oleh G.A.S

Ya! Jepang lulus dari ujian berat Denmark di grup E dengan nilai yang memuaskan. Hanya membutuhkan hasil seri untuk dapat lolos, Jepang secara mengejutkan mampu menaklukkan Denmark dengan skor 3-1. Jepang turun dengan formasi dan line-up yang sama seperti saat menghadapi Belanda, bintang muda Keisuke Honda, yang kemudian terpilih menjadi Man of the Match, dipasang sendirian di depan. Sementara Denmark menggunakan formasi 4-3-3 ala pohon cemara dengan menurunkan tridente Tomasson, Rommedahl dan Bendtner. Sejak peluit dibunyikan, Jepang langsung menekan pertahanan Denmark melalui permainan cepat dan operan-operan pendek dari kaki ke kaki. Pelanggaran Poulsen kepada Hasebe pada menit ke 17, membuahkan sebuah tendangan bebas untuk Jepang. Dari jarak 30 yard, bola hasil tendangan bebas Honda meluncur masuk ke gawang Sorensen, 1-0 untuk Jepang. Dikejutkan oleh gol tersebut, Denmark berusaha untuk mengejar ketinggalan, beberapa peluang pun tercipta, namun Jepang justru yang memperoleh gol tambahan, lagi-lagi melalui tendangan bebas. Kali ini Endo menciptakan sebuah tendangan bebas yang melengkung sangat indah melewati pagar pemain lawan, tanpa bisa dicegah oleh Sorensen, 2-0 untuk Jepang. 

Babak kedua dibuka dengan permainan yang menjurus kasar oleh para pemain Denmark, tempo tetap tinggi dan serangan demi serangan terus dibangun oleh kedua tim. Denmark mendapatkan kesempatan memperkecil ketinggalan saat mendapatkan penalti, tendangan yang dilakukan oleh Tomasson sebetulnya mampu dihadang oleh Kawashima, namun bola rebound kembali ke tengah dan Tomasson tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjebol gawang Jepang, kedudukan menjadi 2-1. Dengan hadirnya gol tersebut, Denmark menjadi lebih bersemangat dan terus menekan pertahanan Jepang, akan tetapi karena keasyikan menyerang, lini belakang Denmark tersengat oleh serangan balik Jepang yang cepat. Penetrasi luar biasa oleh Honda tidak mampu diantisipasi oleh pemain belakang Denmark, Honda menerobos kotak penalti dan mengirimkan sebuah umpan yang baik bagi Okazaki yang tinggal berhadapan dengan gawang kosong, skor 3-1 untuk Jepang. Samurai biru menemani Belanda lolos ke babak 16 besar.

Menarik sekali melihat permainan Jepang, seluruh tim membawa semangat yang luar biasa ke dalam lapangan, dan saya pribadi sangat terkesan dengan penampilan luar biasa Honda. Pemain CSKA Moskow ini tidak pernah berhenti bergerak dan menekan bek-bek Denmark, sebuah gol dan sebuah assist yang bagus, cukup rasanya untuk menahbiskan Honda sebagai Man of the Match. Seberapa jauh sepak terjangnya, mari kita saksikan kiprah para samurai biru di Piala Dunia.

Beralih ke Cape Town, Belanda membungkus seluruh angka yang tersedia di grup F dengan kemenangan 2-1 atas Kamerun. Pertandingan yang sudah tidak menentukan ini (Belanda sudah pasti lolos apapun hasilnya, dan Kamerun sudah pasti tidak lolos apapun hasilnya), ternyata menghadirkan sebuah pertunjukan yang cukup menghibur. Hal ini bisa dilihat dari starting line up yang diturunkan oleh Belanda, Van Marwijk hanya menyimpan Gregory Van der Wiel dan menurunkan seluruh tim utamanya untuk menghadapi Kamerun yang menampilkan duet Eto’o dan Choupo Mouting di lini depan. Van Persie mencetak gol pembuka di menit ke 36’, dan Samuel Eto’o membalas melalui penalti yang diakibatkan oleh handsball Van der Vaart di menit ke 65’. Gol kemenangan Belanda dicetak oleh Huntelaar memanfaatkan bola rebound hasil tendangan Robben yang menghajar mistar gawang Souleymanou di menit ke 83’. 

Menarik melihat gol kemenangan Belanda, karena sebetulnya Robben memiliki kesempatan untuk memberikan assist kepada Huntelaar yang berdiri lebih bebas, namun ia lebih memilih untuk tidak mengumpan rekannya tersebut, ia berputar sedikit menjauh dari bek lawan untuk kemudian melakukan shooting. Untungnya tendangannya mengenai mistar dan bola menghampiri Huntelaar yang mengubahnya menjadi sebuah gol. Bayangkan jika tendangan Robben tersebut melebar, bisa dipastikan betapa kecewanya Huntelaar yang sudah berharap akan diberi assist. Robben memang pemain yang luar biasa namun sangat individualis, ia seperti bermain untuk dirinya sendiri, ia akan melewati banyak bek lawan dengan skill dribblenya yang sangat yahud, dan mencoba mencetak gol. Namun Robben harus ingat, sepakbola adalah permainan tim, seharusnya ia lebih sadar untuk melihat rekan lain yang memiliki posisi yang lebih menguntungkan bagi serangan tim, tidak semua bisa diselesaikan sendirian. Mungkin hal ini yang harus dicermati oleh Van Marwijk, namun penampilan Dirk Kuyt di kanan dan Van der Vaart di kiri menurut saya sudah cukup baik, mungkin Robben bisa dimasukkan saat tim sedang berada dalam posisi buntu atau terjepit. Grup E meloloskan Belanda yang akan berjumpa dengan Slovakia, dan Jepang yang akan bertanding melawan Paraguay, seperti apa pertandingannya? Nantikan terus Kasela! (G.A.S)


Getty Images

Tidak ada komentar:

Posting Komentar